UNFPA (United Nations Population Fund) merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk dana kependudukan. UNFPA didirikan pada tahun 1969 dan beroperasi di lebih dari 150 negara di dunia. UNFPA di Indonesia mulai beroperasi 1972 dan bermitra dengan Pemerintah Indonesia antara lain dengan Bappenas, BKKBN, BPS, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Komnas Perempuan. Bekerja melalui siklus lima tahunan, program kemitraan UNFPA dan Pemerintah Indonesia saat ini telah masuk siklus ke 9 tahun 2016-2020.
UNFPA bekerja untuk mewujudkan dunia dimana setiap kehamilan diinginkan, setiap kelahiran dilakukan secara aman, dan potensi setiap anak muda terpenuhi. Program UNFPA meliputi perbaikan sistem kesehatan khususnya layanan kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan ibu, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan HIV, serta keluarga berencana, termasuk dalam situasi darurat. UNFPA juga bekerja dalam peningkatan kesetaraan gender, khususnya dengan menghapuskan kekerasan berbasis gender dan praktik-praktik yang membahayakan seperti sunat perempuan dan pernikahan dini/anak. Penguatan data kependudukan (termasuk data kesehatan reproduksi, HIV, gender, anak muda, urbanisasi/migrasi), termasuk data untuk keadaan darurat seperti bencana, juga menjadi area kerja UNFPA.
Dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular, khususnya kerjasama bilateral antara Indonesia dan Filipina, UNFPA bekerjasama dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) dan Kementerian Sekertariat Negara RI untuk mengembangkan program di bidang kependudukan, khususnya kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. Salah satu program kerjasama Indonesia dan Filipina adalah saling bertukar pengalaman dan kesuksesan program, termasuk dari sisi perspektif Islam serta peran masyarakat muslim serta peran Tokoh Agama Islam dalam memajukan program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.
Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduk muslim. Nilai-nilai Islam memiliki peran penting di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di tengah mayoritas penduduk muslim, Indonesia sukses menjalankan program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana yang didukung oleh peran serta dari tokoh-tokoh Agama Islam. Berkaitan dengan hal ini, salah satu program Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular antara Indonesia dan Filipina adalah berbagi pengalaman dan implementasi program di bidang kependudukan (khususnya kesehatan reproduksi dan keluarga berencana) di dalam masyarakat muslim. Sebanyak 16 peserta dari Filipina, khususnya dari ARMM (Autonomous Region of Muslim Mindanao), akan mengikuti program magang di NTB, untuk melihat secara langsung tentang program pendidikan kesehatan reproduksi remaja, termasuk informasi dan pelayanannya, serta teknik pengajaran dan praktik di lapangan di dalam lingkungan masyarakat muslim. Program magang ini diselenggarakan di NTB, sebagai provinsi yang memiliki kesuksesan program kependudukan, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, dalam lingkup masyarakat muslim dan peran tokoh agama Islam (Tuan Guru) yang cukup penting dalam memajukan program.
“Melalui program magang peserta remaja Filipina di NTB, kita tidak hanya berbagi pengalaman dan kesuksesan, namun juga saling membahas tantangan yang kita hadapi, termasuk memastikan partisipasi anak muda, baik itu remaja perempuan maupun laki-laki, di dalam pembangunan”, Martha Santoso Ismail, Wakil Kepala Perwakilan UNFPA di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar