Jelang hari penutupan Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar Pentas Tari Kontemporer di Sanggar Seni Taman Budaya Mataram.
Sayangnya, tarian kontemporer yang dipertontonkan tersebut bukan mengenai adat istiadat dan budaya Lombok Sumbawa, melainkan tarian asal luar daerah seperti tari Dingklik Sinden, tari Bukan Bercanda, dan tari Tertambat.
Spontan tarian kontemporer yang ditampilkan itu menuai kritik dari beberapa pengunjung, termasuk para pelaku seni. Sebab, pada gelaran tersebut tidak menampilkan seni tari asal dua pulau yaitu Lombok ataupun pulau Sumbawa.
“Seharusnya ditampilkan juga seni tari Lombok atau Sumbawa, bukan seni luar meskipun ini tarian kontemporer,” ujar Andi, salah seorang pengunjung kepada lombokita.com, Kamis (15/9/2016).
Terkait hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi NTB, Lalu Mohamad Faozal menerangkan bahwa tarian kontemporer yang dibawa oleh institut seni tari Jogjakarta ini dianggap sebagai bahan diskusi bukan fokus pada jenis tarian.
“Konsep dan pergelaran tarian kontemporer ini sengaja didatangkan dari luar untuk memberikan pencerahan. Yang penting dari acara itu adalah diskusi yang membahas tentang tarian itu, bukan jenisnya,” tandas Faozal.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar