Jumat, 09 Desember 2016

Peresean Salah Satu Budaya Sasak Yang Harus Tetap Dilestarikan



Mataram,lGeoNews. Selain Gendang Beleq,peresean juha  merupakan  salah satu kesenian yang hanya ada di pulau lombok yang harus tetap dilestarikan sehingga  tidak mengalami kepunahan.

Walilikota Mataram ,H Ahyar Abduh,dalam  acara pembukaan ivent peresean bertempat di Pasar Seni Sayang-sayang pada Jumat 9 Desember 2016 itu mengungkapkan bahwa dalam filosofi  peresean terdapat tiga unsur yang harus diperhatikan dan dipahami oleh para pepadu atau peserta peresean,yakni unsur wirame,wirase dan witakte.

Wirame berarti irama,dimana  dalam peresean ada seni memukul dan menangkis yang harus difahami dimana para pemain melakukan gerak pukulan sesuai dengan irama,sehingga terlihat unsur seninya tidak hanya menunjukan kekerasan saja.

Wirase merupakan unsur rasa atau perasaan dimana apabila dalam peresean salah satu lawan berhenti melakukan perlawanan maka sudah seharusnya lawan yang lainnya untuk tidak melakukan pukulan pula karena itulah peserta tidak diperbilehkan memukul lawan yang sedang berhenti melawan atau memukul.

Unsur yang terakhir adalah witakte yakni kesatri yang tampil di medan tarung bukanlah sembarang ksatria tetapi mereka adalah yang mempunyai kesiapan fisik,mental dan olah kanuragan yang sudah memadai.

" Budaya peresean mempunyai filosofi yang terdiri dari tiga unsur yakni unsur wirame,wirakse dan witakte dimana ketiga unsur ini harus diperhatikan oleh para peserta," jelasnya.

Senada dengan walikota Mataram,Kepala Dinas Pariwisata kota Mataram,H Abdul Latief Nadjib juga mengungkapkan bahwa peresean ini merupakan kesenian cara memukul dan menangkis yang membutuhkan keindahan,tidak hanya menggunakan otot dan kekuatan sehingga terlihat memikat untuk disaksikan  bukan menakuti.karena itulah peresean bukanlah merupakan ajang perjelahian melainkan sebuah kesenian yang hanya ada di pulau lombok yang harus tetap dilestarikan sebagai nilai budaya warisan  leluhur.

"Ini merupakan ajang budaya bukan ajang perkelahian karena itulah,sebelum di adakannya ivent peresean ini diawali dengan acara roah syukuran sebagai bentuk silaturahim sekaligus memperingati maulid Nabi Muhammad SAW,"ungkapnya.

Salah satu peserta yang dijuluki Dewa Mabuk menerangkan bahwa sebelum melakukan peresean dirinya melakukan latihan karena tanpa latihan dan bimbingan dari pembinanya dirinya merasa tidak mempunyai seni dalam memukul atau menangkis.

"Sebagai peseeta kita tidak sembarangan mengikuti peresean ini,karena kami juga harus mendapatkan pelatihan dan pembinaan sebelumny," ungkap Dewa Mabuk.

Dalam ivent yang diadakan dari tanggal 9- 11 Desember 2016 bertempat di Pasar  Seni Sayang - sayang tersebut,Walkota Mataram H akhyar Abduh juga mengukapkan bahwa sebagai bentuk perhatian dan partisipasinya,baik secara pribadi atau kepemerintahan dirinya bersedia dan sanggup menjadi pembina keseniaan ini sehingga dirinya  berharap selalu diundang  apabila ada ivent peresean dimanapun juga.(Ft).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar