Mataram,lGeoNews. Sebuah buku kecil yang berisi memoar, menceritakan sekilas perjalanan TGH. Ahyar Abduh sejak dilahirkan sampai dengan mengemban jabatan sebagai Wali Kota Mataram diluncurkan pada Kamis (19/01/17) di Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram atau yang dikenal dengan IAIN Mataram. Peluncuran buku yang disusun oleh penulis Suaeb Qury dirangkaikan sekaligus dengan bedah buku “TGH. Ahyar Abduh: Melengkapi Nusa Tenggara Barat dari Mataram” difasilitasi oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Mataram. Bedah buku diikuti oleh peserta dari BEM Universitas se-Kota Mataram, menghadirkan empat orang narasumber; Dr. Masnun Tahir, M.Ag, Dr. Wahid Sambi, NAE, Dr. M. Saleh Ending, dan Agus Talino, serta dihadiri langsung oleh Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh.
Disebutkan penulis Suaeb Qury dalam pengantarnya, buku yang disusun berdasarkan data valid dan pengumpulan informasi melalui percakapan secara langsung dengan subyek, dalam hal ini TGH. Ahyar Abduh, diakui belum mewakili secara utuh jati diri TGH. Ahyar Abduh. Tapi sedikitnya melalui buku yang diluncurkan salah satunya atas dukungan Rektor IAIN Mataram Dr. H. Mutawalli, M.Ag ini dapat menjawab keingintahuan banyak pihak atas sosok TGH. Ahyar Abduh. Dari buku ini tampak figur politisi religius yang mulai bersentuhan dengan kegiatan keumatan melalui bimbingan sosok sang ayah TGH. Abdul Hanan, hingga akhirnya menapaki karir politik dan terpilih sebagai Kepala Daerah dua periode di Kota Mataram.
Disisi lain sebagai pelayan masyarakat yang mengemban jabatan sebagai Kepala Daerah lanjut Wali Kota, apapun yang telah dilakukannya untuk Kota Mataram didasari niat untuk membangun Kota Mataram sesuai tugas dan kewajiban yang diletakkan di pundaknya. Kota Mataram yang telah sedemikian rupa dikembangkan, saat ini telah dapat diakui sebagai daerah dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Provinsi NTB. Namun diakuinya pula dibalik segala keberhasilan Kota Mataram dalam pelaksanaan pembangunan, masih banyak lagi masalah yang sedang dan akan dihadapi. Seperti terjadinya banjir beberapa waktu lalu yang sempat melumpuhkan beberapa wilayah di Kota Mataram, atau sampah yang sampai saat ini masih menjadi masalah.
“Akan ditugaskan satu orang petugas di 325 lingkungan untuk mengangkut sampah, dilengkapi kendaraan operasional roda tiga. Kedepan juga tidak boleh ada lagi TPS di pinggir jalan, harus bersih. Semoga semua itu menjadi cerita yang baik bagi Nusa Tenggara Barat”, tutupnya. (ft/hms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar