Jumat, 18 November 2016

Cantiknya Kerajinan Gerabah Khas Lombok

Ayojalanjalan.Com. Pergi ke Lombok belum lengkap rasanya jika tak membeli oleh-oleh. Salah satu pasar seni yang wajib dikunjungi adalah Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Di sepanjang jalan desa, kita bisa menemukan gallery art dengan berbagai koleksi gerabah yang unik. Mulai dari vas bunga pasir, gentong telur, berbagai bentuk celengan, cas gepeng, adik-kakak ukir asam, kap lampu, hiasan dinding dan lain sebagainya.Gerabah-gerabah tersebut tentu saja merupakan hasil karya pengerajin gerabah dari Desa Banyumulek.

Ada yang khas dari produk kerajinan gerabah di Desa Banyumulek ini, yaitu Kendhil Maling. Kendhil yang satu ini cukup unik karena memiliki lubang di bagian dasarnya. Lubang ini dipakai untuk memasukkan air ke dalam kendhil. Anehnya saat dibalikkan, air tersebut tidak tumpah. Rupanya didalamya dibuatkan aliran khusus untuk menampung air dan menyimpannya secara tersembunyi. Karena itulah dinamakan Kendhil Maling.Seperti cara seorang maling yang tidak memakai jalan biasa ketika hendak masuk ke sebuah rumah.

Hasil kerajinan gerabah Desa Banyumulek ternyata sudah merambah sampai ke beberapa negara bagian Eropa loh. Harganya pun bervariatif tergantung dari bentuk, ukuran, motif hiasan, serta tingkat kesulitan saat proses pembuatannya. Tidak hanya dapat melihat dan membeli karya seni yang cantik ini, kalian juga bisa belajar dan ikut serta dalam proses pembuatannya. Bagi yang ingin mempelajarinya lebih detail, anda juga bisa mengambil kursus singkat dengan beberapa pengrajin di sana.Wah Seru!

Kerajinan Ketak Lombok Diminati Eropa dan Jepang

Beritadaerah.Co.Id. Kepala Seksi CSR PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok, Taufan Yudhistira mengatakan kerajinan ketak Lombok dari artshop Mawar Seraya yang dibina oleh pihak Angkasa Pura I itu sudah bisa menembus pasar Eropa dan Jepang. Kerajinan ketak merupakan salah satu kerajinan tangan yang sangat terkenal di daerah Lombok.

Taufan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (13/6) mengatakan kerajinan ketak Lombok memang sangat diminati oleh pasar Eropa dan Jepang, bahkan permintaan kerajinan khas Lombok itu sangat tinggi. Kondisi ini membuat kemitraan antara Angkasa Pura I dengan UKM tersebut berbuah hasil positif karena aset UKM menjadi bertambah dan membuka lapangan pekerjaan.

Kerajinan ketak merupakan salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) yang sangat potensial untuk dikembangkan di NTB, terlebih lagi bahan baku untuk membuat ketak berasal dari tumbuhan liar relatif sangat mudah didapat. Ketak dapat dianyam untuk kemudian dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan tangan seperti nampan, tempat tissue, tempat buah dan tas.

Taufan menambahkan melalui kemitraan PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok dengan UKM jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 1.004 unit. UKM-UKM itu tersebar di seluruh kabupaten/kota di provinsi itu. Mitra binaan PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok antara lain  pedagang, industri kecil menengah (IKM), kerajinan cukli, gerabah, ketak, dan mutiara.

Para mitra binaan itu nantinya akan diberikan pinjaman dari Rp5 juta hingga Rp50 juta dengan bunga hanya 6 persen per tahun. Selain pemberian pinjaman, pihak Angkasa Pura juga memberikan pelatihan kewirausahaan, mengikuti pameran (promosi) hingga keluar daerah. Termasuk mengajak UKM untuk melakukan studi banding ke daerah lain.

Cara tersebut dilakukan dengan harapan para UKM tersebut bisa memperoleh ilmu dan menerapkannya setelah berada di NTB. Untuk selanjutnya para UKM tersebut bisa terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang berkembang sesuai zaman dan permintaan pasar.

Sementara itu PT Angkasa Pura Bandara Internasional Lombok menganggarkan dana hingga Rp 1,5 miliar di tahun 2015 meningkat dari tahun 2014 yang hanya Rp1,2 miliar untuk membantu para UKM tersebut. Anggaran tersebut dialokasikan melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBM) atau dulunya di sebut customer social responsibility (CSR).

Dari tahun 1996 masih di Bandar Udara Selaparang, Kota Mataram dan sekarang di BIL Lombok Tengah, PT Angkasa Pura I sudah menyalurkan anggaran untuk kemitraan dengan UKM mencapai Rp21 miliar. Oleh karena itu diharapkan kemitraan tersebut membuat UKM di NTB terus berkembang dan meningkat tidak hanya pada sisi omsetnya tetapi juga aset yang dimiliki, serta dapat berkontribusi kepada pembukaan lapangan pekerjaan sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.

Kerajinan cukli Lombok diekspor sampai Tunisia


Kontan.Co.Id. Hasil kerajinan khas Lombok tidak hanya kain songket dan mutiara, ada pula kerajinan lainnya yang sudah diekspor ke luar negeri.

Kerajinan itu yakni kerajinan yang terbuat dari kayu dan kulit kerang mutiara, atau biasa disebut cukli.

Cukli ialah potongan kulit kerang yang dijadikan sebagai hiasan, ditempel pada obyek tertentu.

Beberapa hasil kerajinan cukli yakni berupa meja, kursi, kotak perhiasan, lemari, tempat tidur, kursi malas dan lainnya.

Belakangan, kerajinan cukli ini kian tenar hingga ke luar negeri. Demi mendapatkan cukli, para wisatawan asing tak ragu untuk merogoh kocek dalam-dalam demi menghadirkan cukli di rumah mereka.

Sentral kerajinan cukli dapat ditemui di wilayah Sayang-Sayang, Mataram. Disana banyak ditemukan bengkel-bengkel milik para pengrajin pembuat cuklik.

Salah satu pengusaha dan pengrajin cukli yang ditemui di Sayang-sayang, Desa Rungkang-Jangkung, Kec Cakranegara, Mataram, Lombok, NTB yakni Taufik (38), pemilik Lomart Gallery.

Saat berkunjung di Lomart Gallery, para wisatawan dapat melihat berbagai produk kerajinan furniture dan berbagai hiasan lainnya.

Disana kita juga bisa melihat pengerjaan pembuatan cukli, mulai dari meja serta kursi yang kemudian ditempelkan mutiara lalu dibalut pernis atau pelitur hingga mengkilap.

Usaha kerajinan Cukli, dirintis oleh Taufik dan istrinya, Sri Wahyuni sejak 15 tahun lalu. Selama membangun usaha, Taufik sempat mendapat bantuan dana berupa penyaluran program kemitraan dari Jasa Raharja sebanyak dua kali.

"Saya dapat bantuan dari Jasa Raharja sudah dua kali. Awalnya 2010 lalu saya terima 15 juta. Dan terima lagi 25 juta dicicil dalam 3 tahun. Saya pinjam juga dari bank," kata Taufik, Minggu (5/10).

Taufik pun mengaku sempat beberapa kali bolak-balik, Jakarta-Lombok untuk mengikuti pameran. Tak hanya itu, produk kerajinan cuklinya bukan hanya dibeli oleh masyarakat Mataram, dan turis lokal tapi juga hingga ke luar negeri.

"Barusan minggu lalu, saya kirim satu set kursi dan meja tamu cukli ke Tunisia. Saya bingung juga tahu-tahu dapat telpon dari KBRI Tunisia. Ternyata ada pesanan dan pembeli itu tahu kejarinan cukli dari internet," ungkap ayah dari dua anak tersebut.

Taufik menambahkan harga kerajinan cuklik di galeri miliknya sangat bervariasi yakni Rp 350 ribu hingga Rp 15 juta.

"Satu set meja kursi tamu harganya mencapai Rp 6 juta sampai 8 juta. Harga bingkai cermin Rp 100-300 ribu, tergantung besar dan kecilnya barang. Kalau satu set meja makan Rp 12,5 juta," tambahnya. (Theresia Felisiani)

Kamis, 17 November 2016

Tidak Puas Dengan Putusan Persidangan,Keluarga Korban Mengamuk

Mataram,lGeoNews. Sidang putusan kasus pembunuhan oleh terdakwa Muhammad Riat dengan korban L Fardihan Miraje yang dilakukan di rumah korban di desa Meninting kecamatan Batulayar Lombok Barat digelar di Pengadilan Negeri Mataram pada Kamis,17 November 2016. 

Sidang yang dipimpin oleh ketua Majelis Hakim,Dr.Yapi,SH semula dijadwalkan pukul 12.00 wita  sempat molor hingga beberapa jam lamanya. 

Dalam persidangan tersebut Majelis hakim hanya membacakan dan memutuskan tuntutan Jaksa yang menuntut hukuman 15 tahun penjara kepada terdakwa.

Menanggapi hal tersebut keluarga korban merasa keberatan dan tidak terima dengan tuntutan jaksa dan putusan Majelis hakim tersebut sehingga keributan sempat terjadi, keluarga korban protes dan menuntut keadilan kepada pihak PN Mataram.

Pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan yang dilakukan oleh oknum kejaksaan dan  hakim dalam penanganan kasus ini dan berteriak teriak mengecam oknum kejaksaan dan oknum Hakim yang dianggap bersikap tidak adil terhadap keluarga korban.

Salah seoarang keluarga korban yang tidak puas dengan hasil putusan persidangan tersebut mengatakan bahwa pihak keluarga korban sangat keberatan dengan hasil putusan sidang tersebut.

"Jelas kami tidak terima dan merasa keberatan dengan putusan tersebut, pasti ada indikasi permainan antara jaksa dan hakim, bagaimana bisa seseorang yang jelas jelas melakukan pembunuhan berencana  hanya dituntut dengan hukuman 15 tahun saja belum lagi terhitung potongan tahanan, trus pelaku pura-pura bersikap baik lalu diberi remisilasnya.

Dirinya juga mengungkapkan kekecewaanya dan rasa tidak percaya  terhadap lembaga Pengadilan Negeri Mataram yang dianggap tidak memberikan  keadilan yang seharusnya dan menganggap ada ketimpangan dalam lembaga tersebut.

"Kami sudah percaya dengan lembaga ini tetapi justru kami merasa kecewa dari sejak awal persidangan kami sebagai keluarga korban justru merasa tidak mendapat perlakuan yang ramah, baik dari jaksa maupun pihak PN sendiri,"ungkapnya lagi.(ftr)

Senin, 14 November 2016

Petugas BPBD Kota Mataram Sangat Minim

 BPBD Mataram
Mataram,lGeoNews. Sebagai instansi pemerintah yang bertugas menangani permasalahan bencana yang terjadi mengharuskan BPBD ( Basan Penanggulangan Bencana Daerah), khususnya yang ada  di kota Mataram harus bekerja lebih ekstra lagi. 

Memasuki musim hujan kali ini BPBD Mataram melakukan antisipasi terhadap kemungkinan bencana yang bisa saja terjadi, salah satunya dengan cara mendirikan pos siaga bencana yang dilakukan pada Sabtu (12/11) lalu.

BPBD Mataram sudah melakukan sistem penanganan dan penanggulangan bencana sesuai dengan UU no 24 tahun 2007 tentang fungsi BPBD yakni mencakup fungsi koordinasi, fungsi komando dan fungsi pelaksana, sehingga dalam pelaksanaannya penanggulangan bencana dapat tercapai.

Sampai pada saat ini jumlah personil BPBD Mataram hanya sekitar 51 personil dengan 4 perahu karet yang dimilikinya, tentu jumlah ini sangat minim jika dibandingkan dengan luas  wilayah kerjanya, dimana Mataram ini terdiri dari 6 Kecamatan dan 50 kelurahan.

Sudah seharusnya  hal ini menjadi perhatian pemkot Mataram untuk melakukan dukungan kepada BPBD Mataram dalam melakukan penambahan personil serta perlengkapannya demi tercapainya kinerja yang lebih baik kedepannya.

Ditemui dikantorya, Kanal (Kepala Pelaksana ) BPBD Mataram, Dedy Supriady menyampaikan dirinya beserta seluruh jajaran yang ada di BPBD Mataram terus melakukan giat dan antisipasi terhadap kemungkinan bencana yang bisa saja terjadi mengingat potensi hujan yang semakin meningkat. 

"Kami terus melakukan upaya antisipasi dan siaga terhadap kemungkinan bencana yang terjadi apalagi potensi hujan semakin meningkat," jelasnya.

Dirinya mengungkapkan  minimnya personil yang ada di BPBD tentu akan berdampak pada kinerja instansi tersebut karenanya dirinya berharap akan ada penambahan personil dan 2017 mendatang ada anggaran untuk penambahan jumlah personil mengingat luas wilayah Mataram ini tidak sebanding dengan jumlah personil yang dimiliki BPBD.

" Tentu jumlah personil yang sedikit ini akan berpengaruh pada kinerja kami, karenanya pada 2017 mendatang kami berharap ada kebijakan pemkot untuk mberikan anggaran penambahan personil, bayangkan saja jumlah personil kami hanya 51 orang dan itu membawahi 6 kecamatan dan 50 kelurahan yang ada di Mataram ini,"ungkapnya.(ftr)