Sabtu, 08 Oktober 2016

Mengenal Barapan Kebo dari Sumbawa

Teriakan joki mengiringi kerbau menuju sakak yang dijaga oleh sandro. Sakak dalam bahasa sumbawa diartikan sebagai garis garis finish dari perlombaan barapan kebo itu sendiri. Sedangkan Sandro sendiri adalah sebutan bagi orang-orang sakti yang memiliki ilmu supranatural ala sumbawa dengan ciri khas mereka yang menggunakan pakaian berwarna serba hitam.

Sepasang kebo, begitu sebutan bagi kerbau yang disatukan oleh noga yang menempel dipundaknya. Noga adalah istilah dalam Barapan kebo yang digunakan untuk mengikat kedua kerbau agar bisa beriringan berlari kencang dalam kubangan lumpur.

Barapan kebo atau karapan kerbau merupakan permainan rakyat yang ada di Pulau Sumbawa, tepatnya di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Barapan kebo ini merupakan suatu tradisi masyarakat agraris Sumbawa termasuk Sumbawa Barat yang hingga kini masih hidup di “Tanah Samawa” (sebutan lain bagi Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat). Tradisi ini digelar oleh masyarakat Suku Samawa setiap menjelang musim tanam tiba.

Konon ceritanya, barapan kebo merupakan acara selamatan yang muncul dari tradisi bertani masyarakat “Tanah Samawa”. Berangkat dari keinginan untuk menjadikan tanah yang mestinya siap ditanami padi sebanyak tiga kali. Dikarenakan jenis tanah di Pulau Sumbawa yang umumnya adalah tanah liat, maka barapan kebo diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu petani dalam membajak sawah agar tanah yang akan ditanami dapat teroptimalkan dengan baik.

Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi barapan kebo terus berkembang sampai sekarang, bahkan event budaya khas Sumbawa ini dilaksanakan setiap tahun, baik untuk kepentingan amal (menghimpun dana bagi pembangunan masjid, musholla, dan lain-lain), maupun dipertandingkan dengan hadiah berupa piala, kain sarung, kain bakal baju (batik), dan televisi  yang disediakan bagi para pemenangnya. Hampir setiap desa menyelenggarakan barapan, hingga dari pihak panitia sendiri harus mengundang peserta dari luar Kabupaten Sumbawa untuk menyemarakkan acara.

Barapan kebo ini di jadikan sebagai ajang tempat mengadu ilmu antara joki, dan sandro yang menjaga sakak (garis finish). Sandro dalam bahasa sumbawa artinya Dukun, konon katanya, pada jaman dahulu barapan kebo menjadi ajang pertarungan ilmu para sandro, biasanya para sandro akan berdiri disekitar sakak/garis finish kemudian mengganggu kerbau yang sedang berlomba, misalnya dengan membuatnya terjatuh atau berbelok arah, hanya saja sang joki dan kerbau yang diganggu pun memiliki sandro pula, sehingga disitulah terjadi perang ilmu. Namun dimasa sekarang, dalam event barapan kebo sandro sudah tidak dipakai lagi. 

Bukan hadiah yang menjadi fokus utama dari event barapan kebo ini, karena memang hadiahnya tidaklah banyak, bahkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik kerbau jauh lebih banyak dari hadiah yang disediakan oleh panitia, akan tetapi bagi pemilik kerbau, perlombaan ini merupakan sebuah pertarungan prestise dan martabat, imbas lainnya adalah pada harga kerbau yang melonjak jika menjadi juara, bahkan katanya sepasang kerbau pemenang bisa dihargai hingga ratusan juta rupiah.

Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata saat ini, barapan kebo kini dijadikan suguhan yang menarik untuk disaksikan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Sumbawa, dan juga barapan kebo ini adalah merupakan bagian dari aset budaya yang harus dijaga kelestariannya. Bahkan beberapa hotel di Sumbawa menjual permainan rakyat ini sebagai paket wisata bagi para tourist.

Kekayaan budaya yang dimiliki masing-masing daerah khususnya daerah Sumbawa, harus bisa di jaga serta dilestarikan, dikarenakan budaya tersebut merupakan sebuah warisan yang nantinya akan diwariskan kepada generasi penerus bangsa ini di masa yang akan datang. Dengan tetap bercermin terhadap sejarah leluhur agar mampu menjaga serta tetap eksis ditengah perkembangan jaman dewasa kini. Dikutip dari Nusantara.com

Sumber Foto: Papudaengoyang

Pantai Batu Layar sebagai Wisata Religi

Salah satu pantai terkenal yang ada di Lombok adalah Pantai Senggigi. Di sekitar pantai ini, ada banyak tempat wisata lain yang dengan begitu mudah bisa kita dijangkau. Salah satu pantai yang masih berada satu garis lurus dengan pantai ini adalah Pantai Batu Layar yang berada tepat di bagian selatan. Sedangkan di sebelah utara terdapat Pure Kapusan dengan pantai bebatuannya yang indah.

Menginjakkan kaki di atas pantai ini adalah hal yang wajib,karena pantai ini adalah jalur satu satunya menuju Senggigi Beach dari arah Mataram. Di atas pantai ini terdapat Makam Batu Layar yang di keramatkan oleh umat Muslim setempat. Makam batu layar letaknya di daerah perbatasan yang memasuki area Senggigi. Jarak dari pusat kota Mataram sekitar 9 km. Makam ini dianggap oleh masyarakat Lombok sebagai makam keramat karena masyarakat Lombok percaya bahwa makam ini merupakan makam seorang tokoh yang bernama Sayid Duhri Al Haddad Al Hadrami yang memiliki peranan penting dalam perkembangan agama Islam di Lombok.

Dan ketika melihat sunset di pantai batu layar, para pengunjung yang datang juga dapat melihat gunung agung yang terletak di depannya. Mengunjungi batu layar Lombok tentu bisa menjadi altenatif pilihan wisata lainnya selain berwisata ke lokasi terkenal di Lombok lainnya.

Dengan mengunjungi daerah batu layar Lombok, selain dapat berwisata religi juga bisa berwisata alam sekaligus. Apalagi letaknya yang juga berdekatan dengan kawasan wisata lainnya di Lombok yaitu kawasan pantai senggigi. Jika sudah cukup lama bersantai di pantai batu layar, bisa selanjutnya berkunjung ke pantai sengigi.

Air Terjun Tiu Pupus

Air Terjun Tiu Pupus
Air Terjun Tiu Pupus adalah air terjun yang berada di ketinggian 50 meter dan lebar 10 meter serta luasnya mencapai 100 meter, tingkat air terjun yang cenderung miring yang menyebabkan para masyarakat memanggilnya dengan sebutan Tiu Pupus yang artinya aliran air yang berasal dari akar kayu karena di atasnya terdapat banyak pepohonan yang rindang.

Mungkin kebanyakan dari kita akan berfikir bahwa Air Terjun Tiu Pupus diberi nama demikian karena ada salah satu masyarakat yang merasa pupus harapan dan menemukan air terjun tersebut namun tidak demikian adanya, air terjun yang penuh dengan lika-liku air sebelum jatuh ke permukaan dasar kolam, panoramanya sungguh indah di atas bebatuan usang.

Sumber foto: Rahman Dogox

Banjir dan Longsor Landa Wilayah Gunung Sari


Longsor kembali menimpa Dusun Pancoran Desa Guntur Macan Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat (7/10/2016). Belum hilang dari ingatan kita,sekitar satu tahun yang lalu tepatnya pada hari Sabtu (19/12/2015) sekitar pukul 03.30 Wita terjadi longsor dan memakan empat korban jiwa dalam satu keluarga

Tepat pada hari Jumat (7/10) sekitar pukul 15.00 Wita hujan lebat mengguyur desa Guntur Macan. Alarm pertama pun berbunyi pertanda hujan sudah menggenangi daerah bebukitan yang berdiri tegak di samping pedusunan Pancoran. Selang 15 menit alarm kedua berbunyi pertanda pergerakan tanah terdeksi pendeksi yang sudah di pasang oleh BPBD Provinsi setahun yang lalu. Warga berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri setelah alarm kedua. 

Longsor yang mebawa materi tanah dan bebatuan langsung menutupi badan jalan. Menurut kepala Dusun Pancoran Bapak H.Mahrudin "longsor yang terjadi tidak sampai menelan korban,karena warga lebih dulu menyelamatkan diri setelah peringatan dini yang dipasang BPBD Provinsi NTB berbunyi untuk yang kedua kalinya. Namun warga masih takut kembali ke rumah karena masih ada sisa materi longsor berupa batu besar yang sewaktu waktu jatuh dari atas bukit" ucapnya sambil menunjuk materi longsor

Dari pantauan media, relawan TAGANA Provinsi NTB yang membantu evakuasi warga di lapangan. Sedikitnya 194 kepala keluarga terisolir karena badan jalan tertutup tanah dan bebatuan. Luapan sungai pun sudah mulai meluap karena curah hujan yang tinggi sejak hari jumat.

Kamis, 06 Oktober 2016

Mengeksplorasi Keragaman Alam Indonesia Lewat Kontes Foto

Nationalgeographic. Alam Nusantara membentuk beragam bentang alam di sepanjang pinggang Bumi. Tengoklah keragaman bumi Khatulistiwa ini: puncak gunung berselimut salju di Papua, rimba raya tersebar di pulau-pulau, lambaian nyiur di pantai berpasir putih, terumbu karang di perairan nan jernih, hingga hamparan padang rumput. Di atas daratannya, kehidupan manusia membentuk keragaman budaya yang telah berkembang sejak dahulu kala.
Kepulauan negeri ini hasil pergulatan lempeng-lempeng Bumi, yang membentuk kondisi geologi yang menakjubkan. Sisi Barat Nusantara menghidupi satwa liar dari daratan Benua Asia: gajah, badak, harimau, kerbau liar, dan banteng. Sementara sisi Timur, kehidupan alamnya hasil pertautan dengan Benua Australia: hewan berkantung, burung cendrawasih, dan kakatua.
Di antara dua sisi itu, membentang kawasan Wallacea, yang menempuh evolusi alamiah secara mandiri. Hasilnya: flora dan fauna yang amat khas, yang tak ditemukan di belahan Bumi yang lain. Deretan gunung api berbaris dari sisi Barat hingga Timur: di atas daratan maupun di dalam lautan. Di sela lembah-lembah pegunungan, mengalir sungai-sungai yang tumpah di samudra raya. Ceruk-ceruk tanah karst membentuk liang bumi, yang tak jarang juga menjadi tandon air bersih untuk umat manusia.
Daihatsu sebagai sahabat masyarakat Indonesia mengeksplorasi keragaman alam dan budaya Indonesia dengan mengadakan kompetisi “Funtography 2” yang digelar pada 18 Mei – 18 Juni 2016.  Kompetisi foto ini terbagi menjadi dua kategori yang diikuti oleh peserta, yang datang dari seluruh Indonesia. Yang pertama adalah #FunWithNature, di mana peserta bisa menga­badikan momen serunya berinteraksi dengan alam bersama sahabat-sahabat mereka. Kedua, #FunWithTerios yang menggambarkan bagaimana petualangan seru peserta dengan Daihatsu Terios sebagai sahabat petualang.
Seperti yang telah diketahui, daihatsu terios  merupakan mobil bertipe SUV dengan fitur 7 seater yang sangat nyaman dan cocok untuk berpetualang menembus alam. Tangguh pada medan-medan sulit yang juga selalu disuguhkan ketika menjelajahi alam. Sebelumnya, Daihatsu telah melaksanakan “Funtography 1” dengan tema keseruan sahabat muda.
Pada kesempatan kali ini, Daihatsu Indonesia bekerja sama dengan national geographic indonesia untuk menyukseskan ”Funtography 2”. Setelah melalui pejurian alot, Daihatsu Indonesia dan national geographic indonesia telah menetapkan para pemenang yang dapat dilihat pada halaman ini. Terdapat masing-masing 3 orang pemenang dalam kategori #FunWithNature dan #FunWithTerios. Mereka berhasil menyisihkan lebih dari 3.000 karya foto yang masuk hingga kompetisi ditutup. Selamat bagi para pemenang!

Belasan Yacht tinggal Gili Gde

Sebanyak 16 yacht (kapal layar untuk pesiar) dari berbagai negara yang tergabung dalam komunitas Atlantic Rally Cruises meninggalkan perairan Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, untuk menlanjutkan perjalanan menuju Australia. Seperti yang dikutip dari Beritasatu.com
"Para turis mancanegara yang membawayacht itu kami lepas tadi pagi dengan acara pelepasan yang sederhana, namun mereka sangat mengapresiasi," kata Direktur PT Marina Del Ray H Abubakar Abdullah, di Lombok Barat, Minggu (18/9).

PT Marina Del Ray merupakan perusahaan yang akan membangun marina atau tempat parkir kapal pesiar di Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Dia mengatakan, sebanyak 25 wisatawan yang membawa yacht tersebut sudah berada di Gili Gede sejak Selasa (13/9). Mereka meninggalkan Gili Gede untuk melanjutkan perjalanan menuju Pulau Christmas di Australia, sebelum berlayar kembali menuju Cape Town di Afrika Selatan.
Mereka ada yang berasal dari Amerika Serikat, Amerika Latin, Jerman, Inggris, Selandia Baru dan Australia, Singapura dan Malaysia.

Selama memarkir kapalnya di perairan Gili Gede, kata dia, para wisatawan asing tersebut menyempatkan diri mengunjungi berbagai destinasi wisata di Pulau Lombok, seperti Kota Tua Ampenan di Kota Mataram, kawasan wisata pantai Senggigi dan Taman Narmada di Kabupaten Lombok Barat.

Mereka juga mengunjungi objek wisata air terjun benang kelambu, sentra kerajinan kain tenun Sukarara di Kabupaten Lombok Tengah, dan sentra pertanian hortikultura di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur."Ada beberapa pemilik kapal menceritakan kesannya tentang ngerampek (cara panen padi tradisional Lombok). Mereka 'sangat terkesan sekali' dengan itu," ujar Abubakar.

Berbagai aktivitas para pemilik kapal pesiar tersebut, menurut Abubakar, telah memberikan dampak ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat Desa Gili Gede dan Kecamatan Sekotong, tetapi masyarakat yang dikunjungi para wisatawan di Pulau Lombok."Saya tidak bisa menghitung berapa besar pengeluaran para turis asing itu selama berada di Lombok dalam waktu seminggu, yang pasti uang yang keluar tidak sedikit," katanya. Namun, kata dia, kedatangan para wisatawan asing menggunakan yachttersebut sepertinya belum mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Sebab, hari pertama mereka tiba di Gili Gede, tak ada sambutan meriah apa pun.

Masyarakat Gili Gede hanya memberikan sambutan tari-tarian selamat datang atas inisiatif sendiri. Begitu juga pada saat acara pelepasan hanya dihadiri oleh Camat Sekotong. Padahal, masyarakat Desa Gili Gede sudah mengundang pejabat terkait di lingkup Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. "Para petualang laut dari berbagai negara itu bisa menjadi corong promosi pariwisata NTB karena mereka berada di Lombok selama seminggu dan menjelajahi sejumlah destinasi wisata, harusnya itu menjadi perhatian pemerintah daerah," ucap Abubakar.

Kedatangan belasan yacht dari berbagai negara ke Gili Gede kali ini merupakan yang kedua kali setelah sebelumnya sebanyak 14 kapal sejenis dari berbagai negara juga singgah di pulau tersebut pada September tahun 2015.

Gubernur Canangkan Program Desa Benderang Informasi Publik pertama di Indonesia


Tidak kurang dari 995 kepala desa se-Nusa Tenggara Barat memenuhi Rinjani Ballroom, Hotel Lombok Raya untuk mengikuti kegiatan Pencanangan Desa Benderang Informasi Publik (DBIP) bagi 995 Desa se-NTB, Kamis (06/10/2016). Kegiatan yang digelar Komisi Informasi Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut juga diikuti seluruh Camat. Tidak Ketinggalan, Seluruh Bupati se-NTB turut hadir menyaksikan kegiatan yang pertama di Indonesia tersebut.

Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi mencanangkan program tersebut dan berpesan kepada seluruh kepala desa untuk membangun komitmen dalam membangun daerah, khususnya menyampaikan informasi pembangunan secara terbuka kepada khalayak umum.

“Bapak ibulah yang menjadi ujung tombak yang melaksanakan semua program pembangunan, sehingga sukses atau tidak suksesnya pembangunan di Nusa Tenggara Barat ini sangat bergantung pada Bapak/Ibu sekalian,” ungkap gubernur yang disambut tepuk tangan ratus kepala desa tersebut.

Menurut Gubernur, bentuk komitmen yang dapat dilakukan dengan menyediakan sarana-sarana keterbukaan informasi, seperti menyediakan papan informasi atau membuat website untuk menyampaikan perkembangan desa, baik keuangan maupun infrastruktur kepada masyarakat.

“Komitem itu harus mulai dari kesadaran bahwa keterbukaan informasi itu sangat membantu melaksanakan tugas. Keterbukaan informasi itu tidak menyulitkan tapi justru membantu. Karena dengan keterbukaan informasi tersebut akan tumbuh pertisipasi publik,” tutur orang nomor satu di NTB tersebut.

Gubernur berharap pencanangan program tersebut dapat berjalan sukses dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk kepentingan pembangunan. Sebagai bentuk komitmen tersebut, seluruh Bupati se-NTB bersama Gubernur menandatangani MUO untuk keterbukaan informasi, yang disaksikan Dirjen Pembangunan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Dr.Ir Suprayoga Hadi, M.S.P.

Sementara itu, Dirjen Pembangunan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Dr.Ir Suprayoga Hadi, M.S.P. menyampaikan keterbukaan informasi tersebut akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

“Mayarakat dapat ikut dalam pembangunan-pembangunan kemasyarakatan, promosi pembangunan desa serta pembangunan-pembangunan lain yang berkembang di desa,” jelasnya di hadapan gubernur dan peserta yang hadir.



Rabu, 05 Oktober 2016

Pemandian Air Panas Segara Anak

pemandian air panas lombok
Tak jauh dari Segara Anak, terletak sekitar 200 meter di sebelah timur camping ground, terdapat sumber mata air panas. Oleh masyarakat, sumber mata air panas ini dinamakan dengan Aik Kalak. Aik artinya air, dan kalak artinya panas. Saya sendiri menemukan sumber mata air ini ketika dalam perjalanan mengambil air bersih yang letaknya tidak jauh dari Aik Kalak.

Dari kejauhan, bentuk sumber mata air panas ini seperti air terjun yang menggemericik dari atas dengan uap panas yang mengepul. Tak butuh waktu lama sampai ke lokasi dari segara anak Ada beberapa kolam yang ada di sekitar pemandian air panas. Konon menurut penuturan beberapa pendaki dan warga yang ada di lereng gunung, berendam di pemandian itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, terutama penyakit kulit. 

Menurut beberapa kepercayaan, sumber air panas Aik Kalak sebenarnya juga menyimpan beberapa rahasia. Katanya, di kolam ini biasa dipakai untuk menguji kesaktian atau kekebalan suatu benda pusaka. Jika benda pusaka itu dicelupkan dalam air kolam yang paling atas bentuk atau rupanya tidak berubah (kebal) berarti benda pusaka itu bagus alias bertuah. Tapi jika berubah menjadi lengket, lembek, atau berubah bentuk maka benda pusaka itu jelek. Lain lagi ceritanya, ada juga yang percaya jika merendam minyak kelapa dalam botol di dalam kolam ini dan minyaknya berubah menjadi bening maka minyak kelapa itu diyakini bisa menyembuhkan banyak macam penyakit. 

Namun perlu di perhatikan jika habis mandi sebaiknya juga jangan langsung melanjutkan perjalanan mendaki gunung. Sebab, perbedaan suhu yang terlalu ekstrim dari panas terus dingin bisa berefek bahaya buat tubuh, karena proses aklimasi (beradaptasi) dipaksa dalam waktu yang cepat.

Sumber foto: Rahman Dogox

Siswa SMPN 4 Satap Suela belajar didalam Kandang

SMPN 4 Satap Suela
Potret minimnya fasilitas pendidikan kembali terlihat dalam kehidupan masyarakat NTB. Kali ini SD-SMP Satap 4 Desa Mekarsari Lombok Timur menjadi alarm pemanggil agar Pemerintah secepatnya memfasilitasi pembangunan sekolah yang layak dan nyaman bagi pelajar. Saat ini mereka belajar hanya dengan beratap terpal dan berdinding dari daun kelapa.

‎Terletak di tengah ladang warga yang hanya dinding sekolah menggunakan pelepah daun kelapa dan atapnya menggunakan terpal. Tak ayal sekolah akan banjir ketika musim hujan dan sengatan panas ketika musim kemarau.

Bangunan sekolah SMPN 4 Satap Suela Desa Mekarsari Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur yang berdiri sejak Tahun 2012 ini Tidak Layak Pakai/Kekurangan Ruangan Belajar  Karena Masih Menggunakan Pagar Seadanya.

Kendati demikian siswa siswinya tetap semangat dan tidak pantan mundur untuk belajar. Justru dengan keadaan saat ini mereka tetap saling dukung, bahu membahu satu sama lain. Sehingga mengharuskan mereka menikah di usia dini. Atas dasar Itu dibentuklah Smp yang berlokasi di bekas SD 6 Prigi ini sehingga disebut SD SMP Satap 4.

“Untuk mendaptkan pendidikan yang layak,orang tua siswa/siswi terkendala ekonomi dan jauhnya lokasi sekolah. Mereka harus menempuh perjalanan kaki hingga 2km baru bisa mengenyam pendidikan di sekolah yang lebih layak. Hal inilah yang mendorong orang tua murid untuk tetep menyekolahkan anaknya disini. Walau beratapkan terpal dan berdindingkan daun kelapa siswa dan siswi tetap semangat menuntut ilmu. Terkadang kami kasihan sama anak anak belajar ditempat yang tidak selayaknya mereka tempati”. Tapi mau gemana lagi ujarnya bapak Muhammad Sobirin,selaku Kepala Smp Satap 4 Perigi.

Meski sekolah tersebut beratap terpal namun semangat siswa dalam belajar tetap mengepal, bahkan para guru tidak surut tekadnya untuk mengajar meskipun mendapat imbalan dengan hasil yang tak wajar,hanya Rp.225.000 pertiga bulan.

“Sampai hari ini saya dan teman teman guru yang lain bertahan di sekolah ini bukan karena apa,tapi karena terpanggil untuk memebrikan pengetahuan dan pendidikan yang layak kepada adek adek kami agak kelak menjadi anak yang di banggakan oleh nusa bangsa dan orang tua pada hususnya. KAlau masalah gaji memang masih jauh, untuk membeli sabun mandi saja tidak cukup. Tapi kami ihlas untuk kebaikan masa depan adek adek kami, mungkin disini gaji kami sedikit tapi Insya Allah pasti ada rizki lain yang sudah di siapkan oleh Allah” Susnia Susilawati,salah satu guru honorer yang mengabdi.

Kalaupun sekolah itu masih berdiri seadanya, itu semata hanya disokong harapan warga akan masa depan anaknya. Bukan hanya dalam hal pendidikannya saja. SMP tersebut memberi dampak positif bagi warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani





























Tradisi Presean Suku Sasak

presean suku sask
Peresean adalah salah satu seni tradisinal pertarungan antara dua orang petarung (pepadu) jawara asli suku sasak di Lombok. Peresean merupakan simbol kejantanan suku sasak di Pulau Lombok. Para Petarung dilengkapi rotan sebagai pemukul disebut penjalindan Ende (perisai0 sebagai pelindung yang terbuat dari  kulit sapi atau kulit kerbau.

Presean atau bertarung dengan rotan adalah budaya dari Suku Sasak yang unik. Pada awalnya Presean hanya dilakukan saat upacara adat yang selalu dilaksanakan pada bulan tujuh (kalender Sasak) untuk meminta hujan. Namun kini Presean kerap dilakukan pada perayaan hari kemerdekaan RI dan menjadi tontonan yang unik dan diminati wisatawan.

Presean ini dilakukan oleh dua orang lelaki suku Sasak yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan memakai perisai sebagai pelindung yang terbuat dari kulit kerbau tebal yang biasa disebut Ende. Pertarungan ini dipimpin oleh dua wasit, yakni Pakembar Sedi yaitu wasit yang berada di pinggi lapangan dan Pakembar Tengaq, yaitu wasit yang berada di tengah lapangan. Selama pertarungan berlangsung, masing-masing petarung atau pepadu saling menyerang dan menangkis sabetan lawan dengan menggunakan Ende. Petarungan diadakan dengan sistem 5 ronde. Pemenang dalam Presean ditentukan dengan dua cara yaitu ketika kepala atau anggota badan salah satu petarung mengeluarkan darah, maka pertarungan dianggap selesai dan pihak yang menang adalah yang tidak mengeluarkan darah. Kedua, jika petarung sama-sama mampu bertahan selama 5 ronde, maka pemenangnya ditentukan dengan skor tertinggi. Skor didasarkan pada pengamatan pekembar sedi terhadap seluruh jalannya pertarungan.

Uniknya, Presean juga diiringi musik yang disebut gendang (gending) presean. Alat-alat musiknya terdiri dari dua buah gendang, satu buah petuk, satu set rencek, satu buah gong dan satu buah suling. Jenis-jenis gending Presean dibagi menjadi 3 macam, yakni gending rangsang yaitu gending yang dimainkan pada saat Pakembar dengan dibantu pengadol mencari petarung dan lawan tandingnya. Kedua, gending mayuang, yaitu gending yang bertujuan untuk memberi tanda bahwa telah ada dua pepadu yang siap dan sama-sama berani melakukan Presean. Yang ketiga adalah gending beradu yaitu gending yang bertujuan untuk membangkitkan semangat petarung maupun penonton dan dimainkan selama berlangsungnya pertarungan.

Tidak ada dendam dalam pertarungan ini,walau pihak lawan bercucuran darah. Di setiap akhir acara, masing-masing petarung harus berpelukan dan tidak menyimpan dendam. Petarung yang terluka akan segera diobati oleh dukun dengan sejenis obat minyak dan ramuan tertentu. Seni ini bertujuan untuk menguji keberanian, ketangkasan dan ketangguhan seorang pepadu dalam pertandingan. Uniknya, para pepadu tidak dipersiapkan sebelumnya karena para petarung diambil dari penonton sendiri ketika acara dimulai. Ada dua cara untuk mendapatkan pepadu atau petarung yakni dengan wasit menunjuk langsung penonton yang hadir atau seorang pepadu yang telah memasuki arena menantang penonton untuk melawannya. Tak heran jika, saat Presean digelar, penonton akan meluber di pinggir arena. Permainan ini selain seru juga menjadi aset budaya Lombok.

Sumber foto: Opik Santana

Kalung Sang Putri Untuk Pak Gubernur NTB

ADA yang menarik dari acara Gran Fondo New York (GFNY) hari Minggu (2/10) lalu. Saat itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH M Zainul Majdi, yang turut menjadi peserta dan begitu sampai garis finish, langsung mendapatkan kalungan medali dari sang putri sendiri yang berusia tiga tahun.

GFNY sendiri berlangsung lancar, dengan mengambil tempat di kawasan wisata Senggigi, tepatnya di depan Senggigi Square, dimana ratusan peserta memacu sepedanya pada pukul 06.00 Wita.

“Saya harap semua peserta menikmati keindahan yang membentang sepanjang jalur perlombaan GFNY Indonesia, serta diharapkan semua peserta agar menjaga keselamatan selama dalam perjalanan,” ujar Gubernur dalam sambutannya sebelum start.

Sekitar 619 peserta lomba yang mengikuti lomba sepeda GFNY ini. Diantaranya 40 persen peserta merupakan turis mancanegara dan 60 persen lainnya merupakan wisatawan Nusantara dari 32 negara di Dunia.

Dalam perlombaan, ada dua kategori jarak tempuh yakni 180 km dan 80 km. Khusus rute 180 km, peserta akan melewati empat Kabupaten Kota yakni Lobar, Mataram, Loteng, Lombok Utara dan balik lagi ke posisi start. di rute 80 km, peserta hanya melewati jalur Lobar, Mataram, dan Lombok Utara saja.

Selain Gubernur NTB, Zainul Majdi, juga ada beberapa peserta lomba dari kalangan pejabat, misalnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, hingga Bupati KLU, Najmul Akhyar.

Hingga pukul 11.00 Wita, sudah banyak peserta di dua kategori itu yang berhasil melintasi garis finish. Gemuruh gendang beleq menyambut peserta yang mencapai garis Finis. Setiap peserta yang finis pun langsung di kalungkan medali oleh panitia. Pemandangan berbeda terlihat di penghujung garis finis. (Amr/SN)

Selasa, 04 Oktober 2016

Pertuni Beri Pelatihan Komputer Bagi Tuna Netra

Seratusan penyandang tunanetra se-Nusra mendapatkan pelatihan komputer selama enam hari. Pelatihan ini diselenggarakan hingga tanggal 8 Oktober di Narmada Convention Hall.

Pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan skill mengakses informasi dari internet. Hal ini ditujukan untuk menunjang kemandirian hidup, termasuk dalam kewirausahaan.

Pelatihan diselenggarakan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dan Yayasan Samara Lombok. Yayasan ini aktif memberikan bantuan pada kegiatan pengembangan masyarakat di Lombok.

Penanggungjawab pelatihan yang juga Ketua III DPP Pertuni Tri Bagyo mengatakan dalam sepuluh tahun terakhir, Pertuni telah menyelenggarakan serangkaian pelatihan computer di beberapa kota,hal ini dimaksudkan untuk menjangkau lebih banyak lagi tuna netra di seluruh Indonesia. Nurutnya pada pelatihan kali ini, peserta diberikan materi kewirausahaan melalui media online dan diharapkan setelah pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan computer. Komputer yang digunakan oleh tunanetra sama dengan computer pada umumnya. Perbedaannya, komputer tersebut ditambahkan perangkat lunak pembaca layar yang dapat mengkonversi tulisan pada layar monitor menjadi suara. Sehingga tunanetra dapat mengaksesnya melalui pendengaran.

“Dengan dibimbing oleh para instruktur yang juga merupakan tunanetra, materi pelatihan akan berjalan dengan 25% teori dan 75% praktik. Materi yang disampaikan terdiri dari pengenalan hardware, pengetikan dengan Microsoft Word, pencetakan (printing), hingga akses internet,” jelasnya.

Melalui pelatihan komputer ini, ia berharap, semakin banyak tunanetra yang memiliki keterampilan mengoperasikan komputer secara efektif. Selanjutnya, tunanetra dapat memiliki peluang lebih luas untuk berinteraksi dalam masyarakat, termasuk dalam memperoleh pekerjaan.

Dimas, instruktur pelatihan computer yang juga tuna netra mengatakan, perlu waktu bertahap untuk belajar computer. Berdasarkan pengalamannya, perlu waktu sebulan untuk mengenal huruf keyboard. Sementara untuk menulis, ia peru waktu tiga bulan setelah mengenal huruf. “Huruf yang diketik kemudian dikonversi menjadi suara. Sehingga bisa dipahami,” pungkasnya.(Amr/Sn)

Konser Iwan Fals di Praya Bikin Kecewa

Penyanyi legendaries Iwan Fals beberapa waktu lalu hadir di Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah, meramaikan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah ke-71 dan Hari Tani Nasional yang dikemas dalam Festival Tani Nusantara ke-56. 

Selain dihibur artis dan band ibukota, rangkaian kegiatan Festival Tani Nusantara menyugukan berbagai macam kegiatan, yakni 23 September, lomba mewarnai dan menggambar untuk siswa TK dan SD di Bencingah Adiguna, lomba tangkap bebek dan tangkap belut yang dilangsungkan di alun-alun Tastura Praya untuk warga dan petani.

Sabtu 24 September, pagi harinya digelar Leadership Forum yang dihadiri oleh Ketua BPK RI Harry Azhar Azis, Ketua Dekom OJK Muliaman Hadad, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. 

Hari ketiga, Ahad,  25 September warga disuguhkan dengan kemeriahan Karnaval Traktor Hias dan peresean dan konser musik pada malam harinya. 

Penutupan serangkaian kegiatan Festival Tani Nusantara akan laksanakan pada hari Senin, 26 September bersamaan dengan manggungnya Iwan Fals di Lapangan Bundar Praya.

Cuma yang menyesakkan, pada sesi hiburan yang menampilkan Iwan Fals, para fotografer peliput acara dibuat kecewa oleh pihak managemen Iwan Fals. Pasalnya, mereka tidak diijinkan untuk mengambil gambar dan video Iwan Fals. 

Pihak managemen artis mengambil kamera dan menghapus semua file di dalam memori kamera. Padahal dalam memori tersebut tersimpan pula arsip-arsip penting yang tidak berkaitan dengan Iwan Fals. 

‘’Lah, apa arti id card yang di keluarkan pemda loteng. Lagunya merakyat tapi kok eksklusif banget. Semoga tidak lagi ke Lombok deh,’’ ujar salah seorang fotografer. (Amr)

Tarian Kontemporer BBLS NTB Menuai Kritik

Jelang hari penutupan Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar Pentas Tari Kontemporer di Sanggar Seni Taman Budaya Mataram.

Sayangnya, tarian kontemporer yang dipertontonkan tersebut bukan mengenai adat istiadat dan budaya Lombok Sumbawa, melainkan tarian asal luar daerah seperti tari Dingklik Sinden, tari Bukan Bercanda, dan tari Tertambat.

Spontan tarian kontemporer yang ditampilkan itu menuai kritik dari beberapa pengunjung, termasuk para pelaku seni. Sebab,  pada gelaran tersebut tidak menampilkan seni tari asal dua pulau yaitu Lombok ataupun pulau Sumbawa.

“Seharusnya ditampilkan juga seni tari Lombok atau Sumbawa, bukan seni luar meskipun ini tarian kontemporer,” ujar Andi, salah seorang pengunjung kepada lombokita.com, Kamis (15/9/2016).

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi NTB, Lalu Mohamad Faozal menerangkan bahwa tarian kontemporer yang dibawa oleh institut seni tari Jogjakarta ini dianggap sebagai bahan diskusi bukan fokus pada jenis tarian.

“Konsep dan pergelaran tarian kontemporer ini sengaja didatangkan dari luar untuk memberikan pencerahan. Yang penting dari acara itu adalah diskusi yang membahas tentang tarian itu, bukan jenisnya,” tandas Faozal.

Penutupan Bulan Budaya Lombok Sumbawa Mempesona

Malam penutupan even tahunan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) yang berlangsung di pantai Senggigi, Lombok dihebohkan dengan penampilan tarian Sumbawa dan Jogjakarta.

Tarian asal Sumbawa Besar berjudul Lonto Engal dan tarian Selemor Ate  berhasil mencuri perhatian tamu undangan dan turis asing yang hadir. Sementara itu tarian Dingklak Sinden asal Jogjakarta juga sukses menghebohkan panggung penutupan even tahunan ini.

Pantauan lombokita.com dari tempat acara, saat ditampilkan tarian sumbawa tersebut tampak puluhan bule-bule duduk manis di pasir sambil menikmati alunan musik serta tarian yang dibawakan oleh pemuda pemudi asal Sumbawa ini. Mereka tampak kagum dengan aksi panggung para penari ini.

Seperti yang diungkapkan Edward (27) Pria asala Prancis ini mengaku kagum dengan tarian tersebut. Menurutnya, tarian tersebut sangat eksotis karena dipadu dengan ketukan gendang tradisional.

“Sungguh menakjubkan, tarian mereka benar benar bagus. Pukulan gendangnya juga sangat bagus ,” kata dia.

Sedangkan tarian Dingklak Sinden yang dibawa oleh penari Insitut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta yang dibawa oleh ibu-ibu ini juga tak kalah menarik. Mereka berhasil mengocok perut para tamu undangan yang hadir pada acra tersebut karena aksi unik yang mereka bawa.

Kehobahan aksi panggung para penari asal Jogjakarta ini terletak saat beberapa orang ibu-ibu dengan pakaian adat jawa beraksi dengan tarian kayang dan jungkir balik bak atlet silat.

Melihat tarian tersebut para penonton dan tamu undangan khususnya wagub NTB Muhammad Amin spontan bertepuk tangan dan merasa tidak percaya dengan aksi unik mereka. Sebab, di usia mereka yang rata rata menginjak pertengahan abad namun sangat energic.

“Bayangkan saja di usia 50 tahun masih bisa jungkir balik itu perlu diberikan apresiasi. Jarang-jarang ada orang seperti mereka semangat mereka mengalahkan anak muda,” ucap Amin sembari tertawa disambut tepukan tangan penonton.

Sekadar informasi,  Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) merupakan Event tahunan pemerintah provinsi NTB. Event tersebut digelar selama satu bulan sejak tanggal 16 Agustus  dengan menampilkan berbagai kegiatan seperti pawai adat, perlombaan dan beberapa kegiatan budaya lainnya.

Pertuni Beri Pelatihan Komputer Bagi Tuna Netra

Seratusan penyandang tunanetra se-Nusra mendapatkan pelatihan komputer selama enam hari. Pelatihan ini diselenggarakan hingga tanggal 8 Oktober di Narmada Convention Hall.

Pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan skill mengakses informasi dari internet. Hal ini ditujukan untuk menunjang kemandirian hidup, termasuk dalam kewirausahaan.

Pelatihan diselenggarakan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dan Yayasan Samara Lombok. Yayasan ini aktif memberikan bantuan pada kegiatan pengembangan masyarakat di Lombok.

Penanggungjawab pelatihan yang juga Ketua III DPP Pertuni Tri Bagyo mengatakan dalam sepuluh tahun terakhir, Pertuni telah menyelenggarakan serangkaian pelatihan computer di beberapa kota,hal ini dimaksudkan untuk menjangkau lebih banyak lagi tuna netra di seluruh Indonesia. Nurutnya pada pelatihan kali ini, peserta diberikan materi kewirausahaan melalui media online dan diharapkan setelah pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan computer. Komputer yang digunakan oleh tunanetra sama dengan computer pada umumnya. Perbedaannya, komputer tersebut ditambahkan perangkat lunak pembaca layar yang dapat mengkonversi tulisan pada layar monitor menjadi suara. Sehingga tunanetra dapat mengaksesnya melalui pendengaran.

“Dengan dibimbing oleh para instruktur yang juga merupakan tunanetra, materi pelatihan akan berjalan dengan 25% teori dan 75% praktik. Materi yang disampaikan terdiri dari pengenalan hardware, pengetikan dengan Microsoft Word, pencetakan (printing), hingga akses internet,” jelasnya.

Melalui pelatihan komputer ini, ia berharap, semakin banyak tunanetra yang memiliki keterampilan mengoperasikan komputer secara efektif. Selanjutnya, tunanetra dapat memiliki peluang lebih luas untuk berinteraksi dalam masyarakat, termasuk dalam memperoleh pekerjaan.

Dimas, instruktur pelatihan computer yang juga tuna netra mengatakan, perlu waktu bertahap untuk belajar computer. Berdasarkan pengalamannya, perlu waktu sebulan untuk mengenal huruf keyboard. Sementara untuk menulis, ia peru waktu tiga bulan setelah mengenal huruf. “Huruf yang diketik kemudian dikonversi menjadi suara. Sehingga bisa dipahami,” pungkasnya.(Amr)

Minggu, 02 Oktober 2016

Gunung Barujari di Lombok meletus

Gunung barujari meletus
Mataram (ANTARA News) - Gunung Barujari di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan meletus pada Minggu, sekitar pukul 10.45 WITA.

Kepala Resort Sembalun, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Zulfahri, ketika dihubungi dari Mataram, Minggu, mengatakan Gunung Barujari yang disebut sebagai anak Gunung Rinjani oleh masyarakat Pulau Lombok itu saat ini masih mengeluarkan asap dan debu dalam skala kecil.

"Kondisi kepulan asap saat awal letusan tidak terlalu besar, namun kami sudah melakukan upaya evakuasi terhadap para pendaki karena dikhawatirkan letusan makin membesar," katanya.

Dia mengaku belum mengetahui secara pasti berapa jumlah pendaki yang masih berada di Danau Segara Anak yang lokasinya dekat dengan Gunung Barujari yang mengeluarkan asap.

"Ada empat orang anggota tim dari TNGR yang masih berada di atas untuk melakukan evakuasi para pendaki, saya belum tahu pasti berapa jumlah pendaki yang terdaftar, yang jelas semua ada datanya," ujarnya.

Proses evakuasi dilakukan melalui jalur pendakian Torean, Kabupaten Lombok Utara karena lebih aman dari asap dan debu akibat letusan.

Zulfahri menegaskan, pihaknya juga sudah menutup seluruh jalur pendakian resmi, baik melalui Sembalun dan Timbanuh, Kabupaten Lombok Timur, serta Senaru, Kabupaten Lombok Utara.

"Aktivitas pendakian sudah ditutup karena kondisi tidak memungkinkan untuk keselamatan para pendaki dan informasi ini sudah kami sampaikan kepada pemandu wisata dan lewat internet," katanya.

Pihak TNGR juga sudah menghubungi panitia acara "Mulang Pekelem" untuk mengkondisikan kegiatannya karena situasi di sekitar Gunung Rinjani tidak memungkinkan bagi keselamatan.

"Acara keagamaan itu akan berlangsung dua hari lagi, sehingga kami sudah menghubungi panitia acara untuk segera mengkondisikan kegiatannya, demi keselamatan," kata Zulfahri.

Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani, dengan kawah berukuran 170m x 200 meter, ketinggian 2.296 - 2376 meter dari permukaan laut (mdpl). 

Gunung yang berada di areal Danau Segara Anak Gunung Rinjani ini terakhir meletus pada 2 Mei 2009, dengan jumlah korban jiwa 31 orang karena banjir bandang akibat letusan. Sebelumnya juga pernah meletus pada 2004, namun tidak ada korban jiwa.

Gunung Barujari juga pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), kemudian tahun 1966, dan tahun 1994.