Sabtu, 01 Juli 2017

LIBUR LEBARAN, WISATA ALAM SESAOT RAME PENGUNJUNG

Kawasan Wisata Alam Sesaot,Lombok Barat
Lobar, lGeoNews. Pengunjung objek wisata di Kabupaten Lombok Barat selama lima hari libur Lebaran 2017 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hutan wisata Sesaot dan Aik Nyet misalnya,menjadi salah satu destinasi wisata   kawasan Sustainable Tourism Observatorium (STO) oleh Kementerian Pariwisata yang tidak  tidak luput dari serbuan warga.

Dari pantauan tim Humas Lobar hingga sore ini ( Rabu,30/6/17), ratusan warga sejak pagi tadi secara bergantian memadati destinasi wisata andalan Lombok Barat ini.

Di Sesaot, pengunjung bisa menikmati suasana alam yang sejuk dan asri. dengan hamparan hutan yang masih alami. Pengunjung juga bisa berendam menikmati dinginnya mata air yang masih jernih. 

Suasana liburan para pengunjung menjadi lengkap dengan suguhan kuliner khas Lombok Barat,yakni  Sate Bulayak.
Kondisi yang semula dingin seketika menjadi hangat saat menyantap daging sate bulayak dengan bumbu khas yang sedikit pedas.

Tina, salah satu pedagang sate bulayak mengaku pengunjung semakin ramai. Selama libur lebaran, dirinya meraih omset sekitar Rp. 600.000,- setiap harinya.

 “Biasanya cuma laku 15 porsi saja. Sekitar Rp. 300ribuan saja mas,” akunya kepada tim Humas Lobar. (ft/hms)                        

WOW, TIGA GILI INI SANGAT MENARIK DIKUNJUNGI

Pesona Alam Gitanada, Lombok Barat
Lobar,lGeoNews. Hari libur sekolah dan Lebaran yang bersamaan tahun ini menjadi momen bagi masyarakat untuk berwisata bersama keluarga dan kerabat.

Di Lombok Barat bagian selatan, terdapat Tiga Gili yakni Gili Tangkong, Gili Nanggu dan Gili Sudak yang dikenal dengan sebutan “Gitanada” itu sangat pas  menjadi salah satu objek wisata yang kini ramai dikunjungi  masyarakat,baik dari Lobar maupun dari luar Lobar.

Pantauan Tim Humas Lobar di objek wisata yang berada di bagian selatan Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Senin, (26/2) sejak pagi tadi sangat ramai didatangi warga. Mereka menghabiskan waktu untuk bermain, snorkeling, berfoto atau hanya duduk berkumpul dengan teman dan keluarga.

Edi, pengelola Gili Nanggu mengaku, pengunjung hari ini meningkat dari hari biasanya.

"Kalau hari biasa pengunjung sekitar 100 orang, hari ini bisa mencapai 500 orang bahkan masih bisa lebih,” ungkapnya. 

Pengelola sendiri menarik retribusi sebesar 5000/pengunjung dewasa sebagai  biaya kebersihan.

Diantara puluhan gili yang ada di Lombok Barat, Gitanada menjadi pilihan warga karena pantainya masih alami dengan air laut yang jernih. Selain itu terumbu karang dan ribuan ikan warna-warni menjadi daya tarik wisatawan untuk bersnorkeling ria. 

Jika melihat kembali sekitar 20 tahun yang lalu, Gitanada merupakan pulau kecil (gili) tak berpenghuni dengan jumlah terumbu karang yang  masih sedikit. 

"Ketenarannyapun belum terpapar sampai ke luar Lombok,” ujar Pak Darto, salah satu guide asal jawa yang merupakan orang pertama yang membawa turis dari mancanegara dan luar Lombok pada tahun 1988 lalu. 

“Berawal dari sanalah Gitanada lambat laun mulai terjamah oleh gosip-gosip para traveler,” lanjutnya.

Gitanda sendiri bisa ditempuh melalui beberapa dermaga,  di antaranya dermaga Tawun, Tanjung Nyet dan Pantai Cemare. Masing-masing armada menyediakan para “boat man” dengan beraneka ragam kecepatan mulai dari boat  18PK hingga 30PK. Harganya pun bervariasi tergantung jarak armada. (ft/hm)