Sabtu, 03 Desember 2016

Mataram Mengalami Inflansi 0,19%



Mataram,lGeoNews. Berdasarkan data yang di reles oleh BPS (Badan Pusat Statistik) provinsi NTB pada 1 Desember 2016.

Bulan November 2016 NTB mengalami inflasi sebesar 0,20 persen yang berarti terjadi kenaikan IHK (Indeks Harga Konsumen)  pada bulan Oktober 2016 dari 124,21 menjadi 124,46 pada bulan November 2016 .Dimana angka inflasi ini masih berada dibawah angka insflasi nasional yakni sebesar 0,47persen.

Apabila dirinci menurut kota-kota IHK (Indeks Harga Konsumen ) di NTB,kota Mataram mengalami inflansi pada bulan November 2016 sebesar 0,19 persen dan inflansi tahun kalender (November 2016-Desember 2015) sebesar 1,71 persen.

Laju inflansi dari tahun ke tahun kota Mataram untuk bulan November 2016 terhadap bulan November 2015 sebeaar  2,67 persen.

Inflansi yang terjadi di kota Mataram sebesar 0,19 persen disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas.Beberapa yang  dominan menyumbang kenaikan angka inflansi,diantaranya Bawang merah  sebesar 0,0959 persen, Cabai rawit 0,0939 persen, Cabai merah 0,0217 persenJeruk 0,0316 persen, Tongkol/Ambu-ambu 0,0215.(ftr)

Pengukuhan Satgas Saber Pungli, Gubernur minta semua SKPD bekerja lebih giat




Mataram,LGeoNews. Gubernur NTB melaksanakan kegiatan acara Pengukuhan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar Tingkat provinsi NTB pada Rabu (30/11/16 ).

Acara yang dihadiri pula oleh Kapolda NTB,Umar Septono  serta seluruh SKPD lingkup pemerintahan yang terpilih sebagai anggota Tim Satgas Saber Pungli.

Dalam pidatonya Gubernur mengajak semua usur SKPD yang ada di NTB untuk tidak mengambil yang bukan memjadi haknya dalam memjalankan tugas masing masing.

Gubernur memaparkan pengalamannya melihat secara langsing apa yang tidak seharusnya terjadi dimana kepercayaannya kepada beberapa SKPD yang ada di jajaran pemprov NTB justru tidak amanah seperti yang diharapkannya.

Dirinya mengajak semua yang hadir untuk berkontibusi dalam membenahi atau memperbaiki kinerja masing-masing demi terlaksananya pelayanan yang terbaik bagi masyarakat apalagi jajaran tertinggi negara sudah memberikan arahan dan contoh yang tepat dengan mengeluarkan kebijakan peraturan dan sanksi bagi pelaku pungli ini.

"Mari tegakkan ,laksanakan dan wujudkan komitmen untuk memperbaili diri kita masing masing dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.," serunya.

Selain itu g bernur juga menghimbau semua yang hadir untuk bekerja lebih keras lagi demi memperbaiki NTB dalam mewujudkan daerah ini lebih baik kedepannya.(ftr)

Senin, 28 November 2016

136 Pengusaha Travel Ikuti Kompetensi Pariwisata Halal


GAET. – Sebanyak 136 pengusaha perjalanan wisata yang tergabung dalam Forum Travel Partner Indonesia tengah mengikuti rangkaian sertifikasi kompetensi travel halal dari Majelis Ulama Indonesia.

“Travel bersertifikasi halal ini masih relatif baru di Indonesia. Hingga saat ini baru satu travel di bawah FTPI yang lolos tahapan menuju travel bersertifikasi halal,” kata Wakil Ketua FTPI Budi Darmawan di Bekasi, akhir pekan ini.

Hal itu dikatakannya dalam acara Musyawarah Besar #1 FTPI bertajuk “Satu Jiwa Jelajah Dunia” yang digelar di Hotel Aston Kota Bekasi, Jawa Barat. Menurut dia, 136 keanggotaan FTPI itu telah menjalani proses sertifikasi halal sejak 2013 melalui serangkaian agenda.

“Sejak 2013 kita sudah mengedukasi para pengusaha travel ini untuk bergerak di bisnis travel Muslim halal. Tahapannya mulai dari sertifikasi kompetensi individual, kemudian naik sertifikasi usaha dan naik lagi ke sertifikasi usaha halal. Sampai saat ini baru PT Kisah Wisata Amanah Bandung yang masuk hingga tahapan terakhir menuju travel halal,” katanya.

Dikatakan Budi, yang membedakan travel bersertifikasi halal dengan bisnis travel pada umumnya terlatak pada pelayanan jasa yang merujuk pada hukum syariah Islam. “Setiap perjalanan wisata, kami selalu memprioritaskan waktu shalat, makanan halal, serta sejumlah destinasi wisata yang mempunyai sejarah Islam di dunia,” katanya.

Sementara itu, Manajer Pemasaran SORS Travel Service Redy Melanthon menilai bisnis travel halal saat ini memiliki konsumen yang cukup tinggi berkat evolusi usaha yang menyasar masyarakat Muslim. “Biasanya konsumen tersebut melonjak pada saat musim umroh, yakni Desember dan Januari untuk keperluan umroh plus wisata,” katanya.

Menurut dia, jumlah wisatawan yang memanfaatkan travel halal tercatat mencapai 15-20 persen dari kuota umroh setiap tahunnya. “Rata-rata mereka melakukan perjalanan ke Istambul, Palestina, dan sejumlah negara Islam lainnya di Timur Tengah. Tidak hanya Muslim, wisatawan non-Muslim yang mencari makanan sehat pun banyak yang ikut dalam travel halal ini,” katanya.
Antara