Sabtu, 19 Oktober 2019

Apresiasi IKADI NTB, Gubernur Harapkan Metode Dakwah yang Kreatif

Apresiasi IKADI NTB, Gubernur Harapkan Metode Dakwah yang Kreatif
Mataram – Gubernur Provinsi NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, menekankan kepada seluruh jemaah Masjid Hubbul Wathan Islamic Center untuk selalu siap menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Kemajuan sains dan teknologi dapat memberikan dampak negatif apabila tidak dilandasi dengan ilmu agama yang kuat.

Karena itu, Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini sangat mengapresiasi kegiatan Tabligh Akbar Al-Quran Sumber Kekuatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Dai Indonesia (IKADI) NTB sebagai sarana berbagi ilmu agama dengan sesama. Acara ini dilaksanakan di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram.

“Dengan berkumpul bersama kita bisa mendapatkan ilmu langsung dari para dai kita sehingga kita dapat meningkatkan keimanan kita kepada Yang Maha Kuasa, Islam menjadi penyejuk di kehidupan kita, insyaallah juga mampu hadirkan kesejukan di Nusa Tenggara Barat,” ungkap Bang Zul pada acara Tabligh Akbar Al-Quran, Sabtu, 19 Oktober 2019.

Pada kesempatan itu, Bang Zul menganalogikan kehidupan kita di bumi apabila tanpa ada petunjuk, bagaikan sebuah kapal di tengah lautan yang diterjang badai dan tak tahu arah untuk menyelamatkan diri. Karena tidak memiliki petunjuk. Maka dari itu, ia berharap kegiatan-kegiatan positif seperti ini akan banyak terselenggara di masa datang.

“Semoga kedepannya ramainya ceramah tidak hanya didominasi oleh ibu-ibu dan bapak-bapak saja, anak-anak muda sebagai penerus bangsa juga sangat diharapkan kehadirannya, ceramah dakwah konvensional tidak cukup, IKADI harus kreatif untuk menginovasi metode dakwah sehingga dapat menjangkau anak-anak muda di NTB,” harapnya. (r)

PT. SMS Doroncanga Terbakar, Koramil Pekat Bergerak Cepat Padamkan Api

Sekitar 300 hektar lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT. Sukses Mantap Sejagtera (SMS) yang terletak di Doroncanga areal taman nasional Tambora Desa Soritatanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu terbakar sejak sore hari kemarin, Sabtu (19/10). Api diduga berasal dari pembakaran lahan oleh masyarakat yang merembet ke lahan PT SMS dan areal Taman Nasional Tambora. 

Dompu - Danramil 1614-05/Pekat Kapten Kav M. Kasim mengatakan sekitar pukul 16.45 Wita, api dibelakang barak PT. SMS sudah mencapai sekitar satu kilo dan dalam waktu 2 jam api merembet sampai di belakang PT. BA dan ke arah Doroncanga serta pintu dua pendakian gunung Tambora.

Menurutnya, selain medannya sulit dilalui mobil tangki air milik perusahan, juga karena tiupan angin yang sangat kencang dan membakar tebu maupun rumput yang sudah kering.

Namun demikian, sambungnya, sekitar pukul 21.00 Wita pihaknya bersama masyarakat setempat dibantu PT.SMS berhasil memadamkan si jago merah dekat pemukiman warga di sekitar PT. BA, kemudian di Dusun Sorimangge dan Doroncanga.

"Alhamdulillah situasi saat ini aman terkendali dan mengenai kerugian sampai saat ini belum bisa dipastikan, namun tidak ada korban jiwa," ujarnya.

Terpisah, Komandan Kodim 1614/Dompu Letnan Kolonel Inf Ali Cahyono membenarkan adanya kebakaran di lahan PT. SMS dan areal Taman Nasional Gunung Tambora berdasarkan laporan Danramil.

Terkait dengan kondisi kemarau saat ini, Dandim meminta semua Koramil jajarannya untuk terus memantau kondisi wilayahnya dengan mendata wilayah-wilayah yang rawan terjadi kebakaran akibat kekeringan.

Selain itu, Dandim yang baru menjabat sekitar dua bulan ini juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berhati-hati membakar sampah maupun membuang puntung rokok. "Pastikan api dalam keadaan mati sebelum ditinggalkan dan matikan api puntungan rokok sebelum dibuang sehingga tidak berdampak pada kerugian," pungkasnya.

Raih Medali Emas Nasional, Dua Siswa NTB Dapat Penghargaan dari Gubernur

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, H. Rusman menyambut dua siswa NTB, yang baru saja meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional, Minggu (20/10/2019). Kedua siswa yang disambut Gubernur di VIP Bandara Internasional Lombok itu adalah Syarifah Fatimah Nissatuljannah SB (Nisa) dan Muhammad Farid Andika (Farid). 

Mataram - Dua pelajar SMA 1 Sumbawa ini mempersembahkan Juara 1 Nasional di bidang Matematika Sains dan Teknologi, pada ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tahun 2019.

Mereka mewakili Indonesia pada ajang Lomba Penelitian South East Asia Matematic Education Organization (SEAMEO), di Jakarta. Lomba tersebut diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, bekerja dengan Lembaga Pendidikan Asia Tenggara.

Keduanya mengusung penelitian berjudul "NOWS (Natural Oil/Water Separator), pembersih tumpahan minyak di air berbahan serat biduri (Calostropis gigantea L)".

Atas prestasi tersebut Gubernur yang akrab disapa Bang Zul memberikan penghargaan yang diserahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi. Penghargaan berupa uang tunai itu diberikan Gubernur sebagai bentuk dukungan dan terima kasih kepada anak-anak NTB yang telah berprestasi.

Bang Zul pun merasa bangga dengan prestasi yang diukir kedua siswa tersebut. Orang nomor satu di NTB itu berharap prestasi yang mengharumkan nama NTB tersebut dapat dipertahankan. Bahkan dapat terus ditingkatkan dan ditularkan kepada anak anak NTB yang lain. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya ketika menyambut dua siswa berprestasi tersebut. 

"Ini membuktikan bahwa NTB tidak boleh dianggap enteng. Harapan kami anak-anak ini bisa menebarkan virus kebaikan kepada yang lain," ungkapnya. 

Mantan Kepala BPSDM NTB itu mengaku optimis, masih banyak anak NTB yang memiliki kemampuan untuk bersaing dan berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional. Apalagi didukung oleh kemampuan dan kreativitas guru yang mumpuni. Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi NTB tetap berkomitmen untuk selalu memberikan penghargaan kepada anak anak NTB yang berprestasi.

Siswa berprestasi, Syarifah Fatimah Nissatuljannah SB (Nisa) menyampaikan terima kasih kepada Gubernur yang telah memberikan penghargaan kepada mereka. Ia pun mengaku bahagia dan bangga dapat mengharumkan nama NTB di kancah nasional.

Ia berharap, anak-anak NTB yang lain dapat mengikuti jejak mereka untuk selalu melakukan penelitian dan mengembangkan hal hal baru. Sebab bagi gadis yang bercita-cita sebagai Dokter itu, meneliti merupakan hal yang menantang dan seru untuk dilakukan.

"Kami terus berinovasi apa yang bisa kami lakukan," katanya. 

Hal yang sama juga diungkapkan Muhammad Farid Andika. Ia tidak menyangka penelitiannya bisa mengantarkan mereka bisa meraih peringkat tertinggi di lomba tersebut. 

Ia juga menyampaikan tips bagaimana meneliti dan menghasilkan juara. 

"Yang pertama sih gigih, jangan mudah menyerah. Kita saja baru dapat medali emas ini setelah berusaha hampir tiga tahun. Pokoknya, usaha, gigih dan do'a," ungkapnya. (LNG04)

Hj. Niken Apresiasi Kegiatan yang Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak

 Tim Penggerak PKK Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc menghadiri sekaligus membuka kegiatan Koko Olimpiade 2019 yang berlangsung di Gelanggang Pemuda Mataram, Minggu (20/10/2019).


Mataram - Hj. Niken mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi agenda Koko Olimpiade ini. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu, lomba menggambar dan mewarnai yang melibatkan anak-anak usia  6 - 12 tahun. Menurutnya kegiatan seperti ini sangat baik untuk tumbuh kembang anak.  


"Acara kali ini mungkin kelihatan biasa, tapi itu adalah sebuah proses yang penting yang harus dilakukan, karena itu semua bagian dari tumbuh dan kembang anak, untuk menjadi anak yang hebat di masa yang akan datang," kata Hj. Niken.


Terselenggaranya giatan ini katanya untuk memupuk bakat dan kreativitas anak. 


Dalam kesempatan itu, Hj. Niken mengapresiasi peran Nestle yang berkampanye mengajak anak terbiasa untuk sarapan dengan gizi seimbang dan bernutrisi sebelum aktivitas di sekolah.  


"Jangan  lupa sarapan di pagi hari sebelum keluar rumah, karena sarapan amat penting dan dibutuhkan oleh kesehatan tubuh kita," tutur Hj.Niken. 


Pada kesempatannya juga, ia menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada para orang tua yang telah meluangkan waktu mengantar dan menemani anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan ini. Sehingga moment ini, nantinya akan tersimpan di dalam ingatan anak.  


"Hal terpenting dari moment ini, bukan tentang menang atau kalah, melainkan proses anak-anak dalam menuangkan pemikiran serta ide-idenya ke dalam sebuah gambar sehingga kelak mereka akan tumbuh lebih percaya diri lagi," katanya.

Kodim 1628/SB Berikan Pelatihan Kepemimpinan Kepada Siswa/Siswi MAN 1 Taliwang

Bertempat di lapangan Kodim 1628/SB Jln Labuan Balat Nomor 3 Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat telah dilaksanakan kegiatan pembukaan upacara pelatihan kepemimpinan kepada siswa/siswi MAN 1 Taliwang bersama Kodim 1628/SB.

Sumbawa Barat - Adapun yang hadir dalam kegiatan itu, Kasdim 1628/SB Mayor Inf. Achmad Nuroddin Hidayat S. Sos, Pasi Opsdim 1628/SB Kapten Inf Iswan, Pasi Logdim 1628/SB Lettu Cba Yusman, Guru pendamping 3 orang, 5 Pelatih, pendamping beserta siswa dan siswi yang berjumlah 45 orang.

Kasdim dalam sambutannya mengatakan, selamat datang di Kodim 1628/SB untuk para siswa/siswi, nantinya mereka selama 2 hari mulai tanggal 19 sampai 20 Oktober 2019 akan mendapatkan materi dari pelatih/pembina dalam rangka melatih cara kepemimpinan Siswa/Siswi MAN 1 Taliwang bersama Kodim 1628/SB.

Ia berpesan kepada siswa-siswi agar memperhatikan pelajaran dan arahan yang disampaikan oleh pelatih selama kegiatan dan semoga bermanfaan kedepennya buat para siswa dan siswi untuk melatih diri.

Dia berharap kami dari Kodim dan pelatih selama kegiatan harus bangga dan semangat selama kegiatan sampai dengan selesai. (LNG05)

Jumat, 18 Oktober 2019

Opal Dan Toga Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga

Giri Menang - Dalam rangka menstabilkan ketahanan pangan keluarga, pemerintah tengah menerapkan program Obor Pangan Lestari (Opal) dan Tanaman Obat Keluarga (Toga). Kedua program ini dinilai mapan dalam mengentaskan kemiskinan di tingkat keluarga, dusun dan desa. Tidak menutup kemungkinan, jika program ini berhasil, ke depan akan menjadi sumber pendapatan yang memadai.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Barat, Mujitahidin menyatakan, di Kabuaten Lombok Barat, Opal dan Toga ini diuji coba sebagai pilot project. Tujuannya, selain meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan keluarga, tapi juga pemanfaatan lahan kosong atau lahan non produktif.
“Program Opal dan Toga ini merupakan program Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian disinergikan dengan pengembangan ternak dan unggas,” papar Mujitahidin dalam sambutannya pada acara peresmian Opal terintegrasi ternak unggas dan pakan mandiri alami serta sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan Lombok Barat di Gelogor, Jumat (18/10/2019).
Mujitahidin menyebutkan, kegiatan ini selain menerapkan sistim Bioplok atau penerapan teknologi tepat guna berupa pakan mandiri pangan, tapi juga sinegritas dengan pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
“Dengan mengkonsumsi pangan yang berbasis B2SA ini, harapan kita dapat meningkatkan pola pangan harapan yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU, red) di Dinas Ketahanan Pangan Lombok Barat,” tegas Ketua Tim Ketahanan Pangan Lombok Barat ini di hadapan Pejabat Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Pengurus TP PKK Pokja 3 Kecamatan se Lombok Barat dan sejumlah Kepala OPD Pemkab Lombok Barat.
Mujitahidin juga melaporkan, program Opal dan Toga ini dananya bersumber dari dua angaran berbeda; APBN (Dekonsentrasi) dan APBD Lombok Barat tahun 2019. Nilainya mencapai Rp.100 juta dengan rincian, Rp.50 juta APBN dan Rp.50 juta APBD.
Di tempat yang sama, Sekretrais Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Ibu Pakhi menyatakan, Opal dan Toga ini sesungguhnya memperkenalkan kepada masyarakat yang memiliki lahan dan pekarangan sedikit. Mereka bisa memanfaatkan lahan itu dengan kebutuhan Toga dan Opal ini.
Usai meresmikan Opal dan Toga, Ibnu Pakhi kepada tim Humas Lobar mengatakan, fungsi dari Opal dan Toga ini, selain mendatangkan pendapatan, tapi juga menghadirkan nuansa dan perasaan segar terutama bagi mereka yang sudah purna tugas.
“Ini fungsi dalam jangka pendek. Tapi dalam jangka panjang tentu untuk mempromosikan bahwa, melalui Opal dan Toga ini akan menerapkan bertani dengan lahan yang terbatas,” kata Ibnu Pakhi usai meresmikan Penerapan Opal dan Toga.
Peresmian sendiri ditandai dengan penebaran pakan ke kolam lele, meninjau peternakan ayam pedaging, petelur serta meninjau tanaman sayur dengan pola hidroponik, agroponik.
“Inilah kiat dan cara untuk memperoleh pangan yang bergizi dan mudah didapat di tingkat rumah tangga. Semua Dinas Ketahanan Pangan kabupaten/kota se NTB kami harapkan meniru dan mencontoh Opal dan Toga di Lombok Barat ini,” harap Ibnu Pakhi.

Kamis, 17 Oktober 2019

Tingkatkan Potensi Kerajinan Daerah NTB, Dekranasda NTB Gelar Lomba Kriya Dan Rancang Busana

Dewan Kerajianan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Barat akan melaksanakan lomba kriya terbaik dan rancang busana berbahan tenun NTB pada 14 Desember 2019 mendatang.

Mataram - Hj. Niken Saptarini Widyawati selaku Ketua Dekranasda NTB dalam jumpa persnya (18/10) di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB mengatakan, Dekranasda Award kali ini dimaksudkan untuk memacu perkembangan desain kriya NTB sedangkan untuk Lomba Desain Busana Berbahan Tenun NTB dimaksudkan memacu designer NTB dalam membuat karya berbahan tenun NTB serta dalam mengangkat tenun NTB agar lebih dikenal secara luas baik generasi muda, masyarakat umum baik nasional maupun internasional.

“Dekranasda Award ini difokuskan pada pengembangan hasil jadi produk kriya maupun busana motif tenun NTB. Kami harapkan lahir karya yang original, baru dan kreatif dari 10 Kabupaten/Kota yang ada di Nusa Tenggara Barat,” kata Hj Niken didampingi Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani.

Kategori yang dilombakan dalam Dekranasda Award adalah busana kerja pria dan wanita, busana casual remaja wanita dan pria, busana malam wanita muslim dan kategori busana malam pria.

 Hj.Niken, mengungkapkan juri untuk lomba busana tenun ini menghadirkan dua orang juri designer nasional dan seorang juri akademisi desainer NTB. Akan dicari 3 orang pemenang yang mampu menghasilkan karya busana tenun terbaik dengan tema Bahari.

“Hal tersebut dimaksudkan agar para produk yang menjadi pemenang nantinya bisa merepresentasikan NTB, tidak keluar dari pakem yang ada dan laku di pasaran. Dan kita hanya mencari 3 orang pemenang saja”, pungkasnya.

Sementara untuk lomba kriya terbaik akan dikelompokkan melalui kategori produk kerajinan yakni, kelompok keramik, kelompok serat alam, kelompok batu-batuan, kelompok kayu-kayuan, kelompok tekstil, kelompok logam dan kelompok material asli yang lain.

Penilaian lomba kriya terbaik harus memenuhi unsur excellence, authenticity, inovatif, marketability, eco-friendly dan fair social responsibility. Lomba ini terbuka untuk umum, mahasiswa dan pelajar di NTB. Hasil terbaik Dekranasda NTB award untuk kriya tahun 2019 akan diikuti pada Dekranas Award tahun 2020 di Jakarta.

“Kami harapkan dengan adanya acara ini posisi para pengrajin dan designer di NTB bisa terangkat dan bisa go internasional,” tambhanya.

Untuk diketahui, pendaftaran lomba ini masih dibuka hingga 6 Desember mendatang, sedangkan penentuan pemenang akan diumumkan di Hotel Lombok Raya pada 14 Desember mendatang.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut bisa datang langsung ke Bale Kriya NTB, JI. Langko No.63 Mataram atau dapat menghubungi: Linda Hamidy (08123755576), Maya Sukmantara (08176479687) Dekranasda NTB Award untuk Kriya : Efdalius Ruswandi (0816586453), Riana Meilia (0811391710). 


(LNG01)

Gubernur Gelar Salat Istisqa' bersama Masyarakat

Musim kemarau panjang yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi NTB menggerakkan hati masyarakat untuk melaksanakan Salat Istisqo' atau salat minta diturunkan hujan. Jum'at (18/10/2019) sekitar pukul 07.00 Wita, masyarakat NTB yang berdomisili di Kota Mataram dan sekitarnya memadati Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur, untuk melaksanakan Salat Istisqo' bersama Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, sambil berdo'a dan bermunajat, memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan. Salat ini sebagi upaya masyarakat untuk mengetuk 'pintu' langit sehingga mendatangkan hujan yang menentramkan bagi masyarakat NTB. 

Mataram - Salat yang digelar Pemerintah Provinsi NTB tersebut juga diikuti  Penjabat Sekda NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si, Ketua TP. PKK NTB, Hj.  Niken Saptarini Widyawati, SE., M. Sc, para pelajar dan hampir seluruh pejabat lingkup Pemerintah Provinsi NTB.

Salat tersebut diimami oleh Ustadz. H. Ayhar Mukhsin. Sementara khotibnya Dr. TGH. Lalu Mukhsin Muhtar, MA. 

Dalam kesempatan itu, Gubernur NTB menceritakan sebuah kisah tentang musim kemarau dan cara penduduk meminta hujan. Musim kemarau berlangsung begitu panjang, sehingga penduduk suatu negeri mengundang seluruh orang pandai untuk berdoa dengan caranya masing-masing.
Ada orang menyanyi, ada yang mumukul alat-alat dan sebagainya namun hujan tidak kunjung mengahampiri negeri tersebut.

Ada orang yang biasanya disucikan diminta untuk datang dengan harapan hujan akan turun. Orang suci tersebut kemudian datang ke suatu tempat dan masuk ke kemahnya. Kemudian tiga hari setelahnya hujan turun dengan begitu derasnya. 

"Kemudian mereka bertanya kami sudah melakukan berbagai macam cara tapi tidak juga mampu mendatangkan hujan, tapi anda sendiri datang cuma masuk ke dalam kemah, selanjutnya tiga hari kemudian hujan turun, apa yang telah anda lakukan?," tutur Gubernur meniru dialog dalam cerita tersebut. 

"Kata orang suci itu, ‘saya tidak melakukan hal-hal yang serius, saya hanya menatap kedalam kemah saya berdiam diri dan sujud di bumi untuk kemudian menggetarkan langit yang menghantarkan hujan’." ceritanya.

Gubernur berharap, semoga pesan sederhana ini sampai kepada seluruh masyarakat NTB"Jangan-jangan kita sibuk kesana kemari berharap hujan turun, namun jarang kita serius bersujud di bumi untuk kemudian apa yang kita doakan didengar oleh yang ada di langit," ungkapnya.

Mudah-mudahan acara ini harapnya, bisa mengingatkan manusia untuk kembali harmonis dengan sang pencipta dan dengan ketulusan doa yang dihaturkan akan didengar dan diijabah oleh Allah SWT. Sehingga Provinsi NTB diberikan hujan yang menentramkan untuk kemudian menjadi daerah yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Sementara, Khotib salat tersebut mengajak seluruh jama'ah dan masyarakat NTB untuk memohon ampun kepada Allah, seraya melakukan instrospeksi diri atau bermuhasabah atas apa yang pernah dilakukan selama ini. Sebab, bisa jadi kekeringan dan kemarau panjang yang terjadi ini adalah akibat perbuatan manusia. 

"Apa yang terjadi dengan bumi tempat kita berpijak, apa yang terjadi dengan masyarakat kita, mungkin kita perlu instrospeksi diri. Tapi yakinlah bahwa rahmat Allah SWT di atas segala galanya," tegasnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk berbaik sangka kepada Allah SWT terhadap apa yang terjadi. Bisa jadi, ini merupakan ujian yang menambah dan meningkatkan keimanan hamba-Nya. 

"Yang perlu kita renungkan dalam kita, bahwa seluruh yang terjadi ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah SWT," jelasnya. 

Maka, Salat Istisqo' ini lanjutnya merupakan upaya untuk memohon rahmat dan pertolongan Allah, agar mampu keluar dari ujian dan cobaan ini.

(LNG04) 

Ini Pesan Grand Shaikh Al-Azhar Kepada TGB

Ketua Umum Dewan Tanfidziah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (DT PBNW) yang sekaligus Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi.,MA, yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) hari ini resmi menerima penghargaan dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Bertempat di ruang utama Gedung Grand Shaikh Al-Azhar, Kairo, M Zainul Majdi menerima penghargaan dari Grand Shaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed El-Tayeb, Kamis (17/10), pukul 14.30 waktu setempat.

"Pada saat menyerahkan penghargaan kepada TGB, Grand Shaikh Ahmed El-Tayeb memberikan apresiasi, doa, dan dukungannya kepada alumni Al-Azhar di Indonesia, terutama TGB, sambil mengingatkan agar lebih aktif dan agresif lagi dalam menangkal pemikiran ekstrem, terutama melalui media sosial," terang sekretaris jenderal OIAA Cabang Indonesia,  Dr. Muchlis M Hanafi, MA.

Hal yang sama disampaikan oleh Prof. Dr. Abdel Fadhil Al-Qushi, anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar dan mantan Menteri Wakaf Mesir, saat memberikan sambutan dalam acara seremoni anugerah penghargaan. 

"TGB dinilai sebagai salah seorang tokoh alumni Al-Azhar yang menonjol dalam mengukuhkan nilai-nilai moderasi beragama _(wasathiyyah Al-Islam),_ nilai-nilai kebangsaan _(muwâthanah),_ dan nilai-nilai hidup berdampingan secara rukun dan damai _(ta‘âyusy silmiy)_ di Indonesia," tambahnya.

Hadir dalam penganugerahan tersebut antara lain Mayjen Osama Yasin, Wakil Sekretaris Jenderal _World Organization for Al-Azhar Graduates_ (WOAG), Wa’il Moustafa, Direktur Eksekutif WOAG, dan beberapa tokoh lainnya. Hadir pula staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo antara lain Atase Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Usman Syihab dan lainnya. 

Sementara itu, cucu dari pahlawan nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini menyampaikan bahwa apa yang dinilai sebagai prestasi itu tidak lain merupakan upaya sederhana yang ia dan alumni Al-Azhar lainnya lakukan dalam rangka berterima kasih kepada Al-Azhar. 

TGB mengakui bahwa nilai-nilai keislaman yang ia peroleh dari Al-Azhar, terutama yang berkaitan dengan moderasi beragama, kelak terbukti sangat cocok untuk diterapkan pada umat dan bangsa Indonesia.

"Pemberian penghargaan Al-Azhar sebagai lembaga keislaman paling berpengaruh di dunia kepada salah seorang anak bangsa Indonesia di bidang moderasi beragama ini menunjukkan bahwa isu moderasi beragama merupakan isu global dan menjadi kepentingan bersama masyarakat dunia," Tutur Muchlis.

Ia menerangkan bahwa Al-Azhar telah cukup lama dan secara intensif mengukuhkan nilai-nilai moderasi Islam dan ikut serta secara aktif bersama tokoh agama lainnya dalam menciptakan hidup berdampingan secara damai. Al-Azhar memandang Indonesia sebagai mitra strategis dalam upaya mengukuhkan moderasi beragama dan menangkal fenomena ekstremisme dalam kehidupan beragama di tengah masyarakat Muslim.

Perlu diketahui, TGB menempuh pendidikan dasar hingga tingkat SMA di lingkungan  Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, NTB. Gelar S1, S2, dan S3 ia peroleh di Universitas Al-Azhar, Kairo. Tafsir dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an di Fakultas Ushuluddin adalah jurusan yang ia pilih. Ia meraih gelar MA dengan predikat baik sekali, sedangkan gelar doktor ia peroleh pada 2011 ketika ia menjabat sebagai Gubernur NTB periode pertama. Disertasinya berjudul _Studi Metodologis dan Analitis Tafsir Ibnu Kamal Basya_ dan memperoleh predikat _summa cum laude._

Dewan Pers Terus Berulah, Alumni Lemhannas: Jangan Jadi Lembaga Preman Pers Indonesia

Dunia Pers di Tanah Air kembali dikeruhkan oleh pernyataan-pernyataan tidak simpatik yang dilontarkan Dewan Pers beberapa waktu terakhir ini. 

Jakarta - Setelah keputusan PN Jakarta Pusat yang memenangkan Dewan Pers dalam perkara gugatan PMH terhadap Dewan Pers dibatalkan PT DKI Jakarta, serta penolakan majelis hakim banding terhadap eksepsi Dewan Pers, lembaga bentukan puluhan organisasi pers Indonesia itu justru melancarkan berbagai manuver bernuansa premanisme dengan mengintervensi kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah. Hal tersebut sangat disayangkan oleh sejumlah pihak, dan mengharapkan agar Dewan Pers kembali ke khitahnya menjalankan fungsinya sebagai penjaga kebebasan dan kemerdekaan pers.

Menurut Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, ia mengungkapkan keprihatinannya atas ulah Dewan Pers yang menurutnya telah bermutasi menjadi lembaga  regulator, layaknya 'dewan perwakilan rakyat'. Bahkan menurut Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) itu, Dewan Pers hari-hari ini telah menjelma menjadi polisi atau jaksa pers yang dengan tanpa malu-malu melemparkan 'ancaman' ke dunia pers melalui tangan Pemerintah Daerah.

"Saya sangat prihatin melihat gelagat tidak bersahabat Dewan Pers selama ini. Lembaga itu telah menjelma menjadi monster yang menebarkan ancaman ke kalangan pers di daerah-daerah. Mungkin karena takut berhadapan langsung dengan kawan-kawan media, dia mengancam lewat himbauan bernada premanisme ke pemda-pemda, melarang melakukan kerjasama dengan berbagai media, terutama yang belum daftar ke lembaga Dewan Pers. Pasal berapa di UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers yang mewajibkan media harus daftar ke lembaga itu?" ulas Wilson dalam releasenya, Kamis 17 Oktober 2019.

Untuk itu, lanjut lulusan pascasarjana bidang Global Ethics dari Birmingham University Inggris ini, dirinya menghimbau agar Pers Indonesia tetap tenang, bekerja dan berkarya seperti biasa, lakukan tugas pokok menyampaikan informasi yang diperlukan rakyat. "Kawan-kawan Pers tidak perlu terpengaruh dengan intimidasi Dewan Pers yang dilancarkan selama ini. Awalnya, puluhan organisasi pers yang membentuk lembaga Dewan Pers itu, tapi kini mereka sudah bermutasi menjadi pemangsa terhadap induknya sendiri. Itu lembaga kehilangan jati diri, tidak paham tugasnya yang digariskan dalam pasal 15 UU No 40 tahun 1999," ungkap Wilson yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Keluarga Alumni Jepang ini.

Senada dengan Wilson, Alumni Lemhannas lainnya, Fachrul Razi, MIP, menyampaikan bahwa Dewan Pers tidak diberi hak untuk mengatur-atur rumah tangga lembaga lain, seperti Pemerintah Daerah. Fachrul yang juga menjabat sebagai Senator DPD RI dari Aceh itu meyakinkan agar Pemerintah Daerah tidak perlu takut atau khawatir dengan "intimidasi" yang dilancarkan oleh 'lembaga preman pers Indonesia' (Dewan Pers - red) itu.

"Pemerintah Daerah harus mengabaikan apapun kebijakan yang bersifat mengintervensi kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah, termasuk dalam hal penggunaan anggaran bagi kepentingan publikasi program pemerintah melalui media massa. Pemda yang punya kewenangan, mengapa Dewan Pers yang mengatur-atur? Pakai ancam-mengancam lagi. Dewan Pers jangan jadi lembaga premanisme pers Indonesia," tegas Pimpinan Komite I DPD RI ini.

Fachrul, yang saat ini sedang menyelesaikan program doktor bidang Ilmu Politik di Universitas Indonesia itu, menyarankan agar Dewan Pers kembali ke khitahnya, menjalankan fungsinya sebagai penjaga kebebasan dan kemerdekaan pers. "Dunia mengakui kemajuan demokrasi di Indonesia sejak reformasi digulirkan, yang salah satunya adalah reformasi di bidang Pers. Tanpa pers yang bebas dan merdeka, mustahil demokrasi kita bisa semaju sekarang ini," imbuh Senator DPD RI yang terkenal vokal itu.

Terkait komposisi Dewan Pers yang dikuasai segelintir pengurus organisasi pers, Wilson menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi preseden buruk dalam mewujudkan lembaga Dewan Pers yang independen sesuai harapan pasal 15 UU No 40 tentang Pers. "Sebenarnya, Keputusan Menpen No. 74 tahun 1975 tentang PWI (Persatuan Wartawan Indonesia - red) sebagai satu-satunya organisasi pers yang diakui Pemerintah sudah dicabut. Jadi, PWI tidak semestinya menjadi acuan tunggal bagi bangsa ini dalam dunia pers. Ada puluhan organisasi pers nasional yang bahkan memiliki kompetensi, kredibilitas, dan kemampuan yang lebih baik dari organisasi peninggalan orde baru itu. Dewan Pers seharusnya diisi oleh para pakar dan praktisi pers dari puluhan organisasi pers ini yaa," ujar Wilson yang juga menyelesaikan studi pascasarjana bidang Applied Ethics di Utrecht University, Belanda, dan Linkoping University, Swedia, itu mengakhiri releasenya. (LNG01) 

Tinjau Kebon Kongok, Bupati Lombok Barat Dorong Teknik Pemadaman Baru

Giri Menang – Kebulan asap yang tak kunjung tuntas, membuat Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memaksa diri menjelang Kamis dini hari tadi (17/10/2019) mengunjungi lokasi kebakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kebon Kongok Suka Makmur Gerung Lombok Barat.
Fauzan didampingi oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, H. Fauzan Husniadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Budi Dharmajaya, dan Camat Gerung H. Mulyadi. Ikut bersama rombongan tersebut Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat H. Ahmad Zainuri yang sengaja datang walau bukan merupakan anggota legislatif dari Daerah Pemilihan di wilayah tersebut.
Kehadiran Fauzan Khalid menjelang dini hari itu diikuti oleh Kapolres Lombok Barat, Hery Wahyudi untuk memberi semangat kepada anggota Dinas Damkar Lombok Barat dan anggota kepolisian yang berjibaku melakukan pemadaman. Saat di lokasi dan mendapat pemaparan kondisi terkini, Fauzan Khalid meminta agar teknik pemadaman gunungan sampah bisa dikembangkan agar asap yang tetap mengebul akibat sekam atau material berbahan plastik serta gas metan tidak menimbulkan api dan asap lagi.
“Coba kita fikirkan bagaimana caranya agar pemadaman bisa segera selesai. Kalau sampah sudah dipecah-pecah, tentu ini akan mempermudah proses pemadaman, namun belum tentu efektif mematikannya seratus persen. Kalau kita bisa dibantu, mungkin akan efektif jika menggunakan pemadaman lewat udara atau dengan penggunaan foam (busa, red) yang akan menghambat keluarnya udara sehingga menghambat munculnya api,” pinta Bupati saat pertemuan informal dengan Kapolres Lombok Barat, Kepala UPT TPA Kebon Kongok Didik, Kepala Desa Suka Makmur H. Slamet, Camat Gerung dan bahkan hadir juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Nusa Tenggara Barat, Madany Mukarom.
Menurut Kepala Pemadam Kebakaran Lombok Barat, Fauzan Husniadi, soal teknik pemadaman sudah mulai menggunakan alat berat untuk memecah sampah agar langsung disemprotkan ke area sampah.
“Saat ini dengan luasan area kebakaran yang semakin bertambah, kita melakukan zonasi pemadaman dan berbagi tugas dengan teman-teman dari kota (Dinas Damkar Pemerintah Kota Mataram, red) dan Polres Lombok Barat,” terang Fauzan Husniadi.
Pihaknya memprediksi akan melakukan penyiraman dengan foam (busa, red) yang bisa menghambat meluasnya kebakaran. Namun sampai hari ini (Kamis, 17/10/2019) pihaknya belum memulai penggunaan foam karena harus mematikan spot-spot (titik-titik api, red) yang masih banyak walau kecil.
“Saat ini, komando ada di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram. Kita saling bahu membahu, namun kita menuntaskan zona yang dibagikan ke kita,” terang Fauzan Husniadi.
Kunjungan Fauzan Khalid di TPA yang telah menghidupi paling sedikit 120 warga yang bekerja menjadi pemulung tersebut juga menemukan aktivitas bantuan dari Tagana Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pengakuan Mulyadi, salah seorang anggota Tagana tersebut, pihaknya telah stand by di lokasi sejak hari Senin dengan pola bergantian sampai 20 orang. Mereka rata-rata bekerja selama 10 sampai 12 jam sehari untuk membantu suplay air yang akan dipakai untuk memadamkan api.
“Kondisi truk milik Dinas Sosial tidak memungkinkan untuk melakukan penyemprotan. Jadi kita hanya menyuplai air setiap saat secara terus menerus,” terang Mulyadi menyebutkan pihaknya menggunakan 3 truk milik Dinas Sosial yang terus menerus bertugas mendatangkan bantuan air.
Selain membantu suplay air, pihaknya, imbuh Mulyadi, juga diperbantukan untuk penyediaan makan bagi semua orang yang bekerja untuk melakukan pemadaman.
Sebagai TPA Regional, Kebon Kongok ini menimbulkan dilema buat Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Area tersebut, menurut Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid menjadi pembuangan sampah dari Kota Mataram dengan volume mencapai 300 ton per hari, sedangkan Kabupaten Lombok Barat hanya menyuplai paling banyak 60 ton sehari.
“Kita paling banyak mengirimkan sampah ke TPA ini 60 ton sehari. Sisanya yang terbuang ke sungai atau tempat lain karena kesadaran masyarakat soal sampah belum tinggi,” terang Fauzan Khalid.
Karena hanya menyuplai kurang dari seperempat total sampah setiap hari, maka Kabupaten Lombok Barat mestinya mendapat kompensasi dari Pemerintah Kota Mataram.
“Minimal Rp. 15 milyar lah untuk perbaikan infrastruktur di area ini atau menangani dampak lingkungan dan bau yang ditimbulkan oleh TPA Kebon Kongok,” pinta Bupati sambil memastikan akan mengkomunikasikan ulang pola kerja sama soal TPA ini dengan Pemerintah Kota Mataram.

Sumiatun : Multitasking, Wanita Lebih Baik Dari Pria

Giri Menang – Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Untuk mewujudkan pelaku usaha yang bertanggung jawab, membangun konsumen yang lebih cerdas, serta menjauhkan konsumen dari dampak negatif konsumsi barang, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Lombok Barat (Lobar) menggelar sosialisasi perlindungan konsumen, kepastian hukum bagi konsumen, dan pelaku usaha.
Mengusung tema 'Perlindungan Konsumen Bagi Pelaku Usaha Wanita', kegiatan yang diikuti berbagai organisasi wanita di Lobar ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pelaku usaha dan konsumen, khususnya para wanita, baik pelaku maupun konsumen.
“Kegiatan ini juga untuk meningkatkan komitmen dan peningkatan peran perempuan dalam organisasi wanita di Kabupaten Lombok Barat. Dan bahwa wanita pun bisa menjadi pelaku usaha,” kata Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Sumiatun saat membuka sosialisasi di Aula Kantor Bupati, Kamis (17/10).
Ditambahkannya, peran wanita sebagai pelaku usaha telah berlangsung lama. Terlebih dengan adanya emansipasi wanita, maka peran wanita dituntut tidak kalah dengan peran kaum pria.
“Dari hasil penelitian katanya ditemukan perempuan lebih baik dari laki-laki dalam melakukan banyak tugas (multitasking) sekaligus. Sebuah tes yang dilakukan oleh psikolog Inggris menemukan, laki-laki lebih lambat dan kurang terorganisir ketika beralih cepat antara satu tugas ke tugas lainnnya. Tidak hanya itu, ketika dibandingkan, perempuan dan laki-laki dalam jenis multitasking tertentu, wanita lebih cepat,” ungkapnya.
“Demikian juga dalam rumah tangga, wanita bisa melaksanakan banyak tugas sekaligus. Mereka memasak makanan, sambil menjaga anaknya. Begitu juga saat mengerjakan pekerjaan di bawah tekanan, perempuan lebih terorganisir,” sambungnya.
Hal itu menurutnya, menunjukkan bahwa dalam situasi stres dan kompleks, perempuan lebih mampu berhenti dan berpikir apa yang terjadi di depan mereka. Dengan kata lain kaum Hawa lebih baik dari kaum Adam dalam hal mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu.
“Semoga dengan begitu, kegiatan ini mampu memberikan manfaat bagi para peserta untuk lebih menyadari pentingya perlindungan konsumen, sekaligus membangun kepercayaan diri bahwa wanita pun bisa,” pungkas Sumiatun.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan terkait perlindungan konsumen oleh Ketua IWAPI NTB Hj. Baiq Diah Ratu Ganefi, dan M. Taufik Rahman dari Dinas Perindustrian Provinsi NTB selaku narasumber.

Khawatir Molor, Fauzan-Sumiatun Sidak Proyek Di Lombok Barat

Giri Menang – Khawatir atas pelaksanaan pembangunan fisik di tahun anggaran 2019 ini, Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid dan Hj. Sumiatun melakukan monitoring untuk inspeksi mendadak (sidak, red) ke enam proyek sebagai sample dari keseluruhan proyek infrastruktur. Pasangan dengan akronim Zaitun ini didampingi oleh Sekretaris Daerah H. Moh. Taufiq, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Hj. Lale Prayatni, beberapa Kepala OPD, serta didampingi juga oleh Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Pengadaan Barang/Jasa di Sekretariat Daerah.
Tim tersebut sengaja menyasar enam proyek yang bersumber dari pembiayaan Dana Alokasi Khusus (DAK) karena menyangkut ketatnya DAK serta capaian realisasi atau progress pembangunannya dianggap masih kurang cepat. Sidak tersebut dilakukan selama dua hari dengan menyasar proyek pembangunan dermaga di Senggigi, Puskesmas Sesela, dan Kantor Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) di hari pertama kemaren, Rabu (16/10/2019). Sidak kemudian dilanjutkan ke Pasar Eyat Mayang, Ruas Jalan sepanjang 3,3 Kilometer di Telaga Lebur Sekotong, dan Puskesmas Pelangan di hari kedua ini, Kamis (17/10/2019).
Saat sidak tersebut, Bupati Lombok Barat beserta rombongan menemukan beberapa kekurangan capaian dari yang seharusnya berdasarkan target yang ditetapkan. Kekurangan tersebut terdapat di hampir semua proyek yang disidaknya.
“Dari hasil monitoring, memang rata-rata masih kurang dari target. Jadi kita tegaskan kepada kontraktornya untuk mengejar ketertinggalan itu,” ujar Fauzan saat diwawancarai di hari pertama, Rabu (16/10/2019).
Untuk itu, Fauzan meminta agar para kontraktor bisa memenuhi target yang ditetapkan dengan mencari jalan keluar seperti penambahan jumlah tenaga dan jam kerja. Pihaknya, aku Fauzan, tidak mau tahu alasan keterlambatan capaian tersebut. Menurutnya, kelangkaan bahan material seperti semen atau bata merah yang sempat menjadi keluhan banyak pihak, harus dicarikan jalan keluarnya sendiri oleh para kontraktor.
“Kalau masalah material, silahkan tanya kontraktornya saja. Yang pasti kita sudah menanda tangani kontrak dan itu harus selesai. Kita tidak mau masuk ke urusan teknis,” tegas Fauzan.
Hal senada juga disampaikan oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Hj. Lale Prayatni. Lale memastikan para kontraktor sudah mencari jalan keluar sendiri terhadap persoalan material, kecuali yang sifatnya pabrikasi. Namun Lale mengingatkan agar sebelum musim hujan datang, beberapa item pembangunan yang sifatnya struktur dan yang utama sudah bisa rampung sehingga tidak akan mempengaruhi progress pekerjaan.
“Kita punya limit waktu sampai Desember. Sekitar November nanti kita turun lagi. Harus ngecek lagi. Dengan Bupati dan Wakil Bupati turun, itu menjadi energi baru buat mereka (kontraktor, red) dalam bekerja, dari pada kita diamkan,” terang Lale.
Selama sidak, banyak temuan yang mereka dapatkan. Di hari pertama sidak, hampir semua proyek yang disidak mengalami keterlambatan sekitar 1-2 persen dari yang ditargetkan, kecuali untuk pembangunan dermaga di Senggigi yang memang memiliki spesifikasi khusus sehingga deviasi antara target dengan realisasi pekerjaannya sampai 8 persen lebih. Untuk itu, Lale meminta hal itu diperhatikan oleh Kepala Dinas yang ikut bertanggung jawab atas proyek di SKPD-nya. Untuk kasus dermaga menjadi domain kerja Dinas Perhubungan.
“Saya sudah mengingatkan ke Dinas Perhubungan agar selalu memantau perkembangan. Bila perlu beri teguran tertulis apabila realisasi fisik lebih rendah dari target realisasi,” tegas Lale saat ditemui setelah sidak hari pertama (Rabu, 16/10/2019).
Jenis pekerjaan untuk Dermaga Senggigi sendiri adalah penambahan panjang dermaga sepanjang 50 meter yang akan memudahkan kapal-kapal besar untuk bisa sandar.
Sebelumnya, dermaga yang tersedia untuk menambah panjang itu hanya berbentuk dermaga apung. Karena jenis dan spesifikasi pekerjaan agak khusus di laut, maka sebagian pekerjaan utamanya berupa pembuatan precast beton balok dilaksanakan di darat. Nantinya jika pancang dan balok betonnya sudah terpasang maka progress pekerjaan bisa langsung cepat terlihat karena bobot pekerjaan di laut yang sangat tinggi.
Kondisi serupa juga ditemukan saat sidak di Pasar Eyat Mayang di sidak hari kedua. Secara kasat mata progress pelaksanaan proyek cukup lamban, namun karena jenis pekerjaan berupa pemasangan kap rangka baja adalah jenis pabrikasi, maka pekerjaan tersebut menunggu kap baja yang sedang dalam masa pembuatan.
Pantauan lapangan yang cukup unik ditemukan pada pembangunan ruas jalan Telaga Lebur-Kedaro di Sekotong yang sesungguhnya panjang jalan tersebut adalah 3,3 kilometer, namun poyeknya sendiri hanya membiayai sepanjang 2 kilometer. Menurut pengakuan kontraktor yang mengerjakannya, pihaknya telah melakukan pengaspalan sepanjang 2,68 Kilometer, yaitu 1,3 kilometer di ujung utara dan 1,38 kilo meter di ujung selatan dengan menyisakan jalan yang tanpa aspal di tengah-tengahnya. Pengakuan kontraktor yang tidak ingin namanya disebut, hal itu berdasarkan permintaan masyarakat yang disetujui oleh Pemerintah.
“Tapi kami telah melakukan perataan dan pengerasan tanah (di jalan yang tanpa aspal, red) sehingga tetap bisa dilewati dengan aman,” aku kontraktor tersebut mengaku ingin menuntaskan seluruh panjang jalan, namun nilai kontraknya yang hanya untuk 2 kilometer membuatnya menyisakan di tengah.
Proyek fisik di Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dengan sistem tender di tahun 2019 ini total berjumlah124 proyek tender. Keseluruhannya bernilai total Rp. 268 milyar lebih dengan komposisi 61 persen lebih bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
“DAK sekarang sangat ketat. Di saat kita tidak bisa menyelesaikan tepat waktu di Bulan Desember akan merugikan kita,” terang Lale.
Menurutnya, pola pembayaran DAK hanya dibayarkan sesuai dengan realisasi pekerjaan dan resikonya ada di kontraktor. Namun pekerjaan sisanya akan menjadi tanggungan APBD dalam menuntaskannya.
“Itupun dibayarkan bukan dari DAK, tapi dari APBD kita di tahun depan. Jadi kalau kontraktor itu mau dibayarkan di APBD-P tahun depan, silahkan bisa dilanjutkan, tapi belum tentu di APBD-P nanti bisa kita cantumkan dalam belanja kita,” terang Lale.
Hal tersebut, menurut Lale saat mengakhiri wawancaranya, yang membuat Pemerintah Kabupaten Lombok Barat khawatir dan harus tetap melakukan pengawasan terhadap seluruh proyek, terutama yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Rabu, 16 Oktober 2019

DPD RI Berjuang Lahirkan UU Daerah Kepulauan

Pemerintah diharapkan memberikan respon yang positif dan beri’tikad baik dalam mendorong percepatan pembahasan RUU Daerah Kepulauan menjadi Undang-Undang mengingat urgensi RUU Daerah Kepulauan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Daerah Kepulauan sekaligus sebagai wujud nyata kehadiran negara di Daerah Kepulauan.  

Ambon - Hal ini terungkap dalam Rapat Tahunan Badan Kerja Sama (BKS) Provinsi Kepulauan Tahun 2019 dengan mengambil tema ‘Kebijakan Pemerintah terhadap Percepatan Pembangunan di Provinsi Kepulauan’ (17/10/2019). Seminar dalam rangka Rapat Tahunan Badan Kerja Sama Provinsi Kepulauan dibuka oleh Barnabas Orno, Wakil Gubernur Maluku dan dihadiri oleh Wakil Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi; Muh. Natsir Thaib Wakil Gubernur Maluku Utara; Arif Fadillah Sekda  Provinsi Kepulauan Riau; perwakilan Provinsi Bangka Belitung; Provinsi Nusa Tenggara Timur; Provinsi Nusa Tenggara Barat; Provinsi Sulawesi Utara; Provinsi Sulawesi Tenggara; Ketua DPRD Maluku dan sejumlah anggota DPRD Provinsi Kepulauan; dan sejumlah perwakilan Kabupaten dan Kota Kepulauan. Sementara dari Kementerian/Lembaga, dihadiri oleh Dr. Moch Ardian N, Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah Kemendagri RI; Vicky Nana Kania Kasubdit Bidang Hukum dan Harmonisasi Peraturan perundang-undangan Kumham RI; dan Kisnu Haryo Kartiko Tenaga Profesional  Bidang Politik Lemhanas.

Arif Fadillah mewakil Ketua BKS menyatakan bahwa Kebijakan Desentralisasi merupakan pilihan yang tepat untuk mengelola negara maritim dan kepulauan. Perjuangan terhadap regulasi Provinsi Kepulauan sudah dimulai sejak 10 Agustus 2005 (Deklarasi Ambon). Jumlah anggota ada 7 Provinsi yang kemudian bertambah menjadi 8 Provinsi dengan masuknya Provinsi Sulawesi  Tenggara menjadi anggota. RUU Daerah Kepulauan merupakan inisiasi DPD RI yang sudah masuk dalam Prolegnas. RUU  ini kemudian diakomodir dalam Pasal 27-30 UU 23/2014 tentang Pemerintahdan Daerah (UU Pemda).  

“Hal ini tentu tidak sesuai harapan, oleh karena itu, kami mendorong DPD RI agar memperjuangkan RUU Daerah Kepulauan pada prolegnas berikutnya (tahun 2020) untuk dibahas dan disahkan menjadi undang-undang," ujar Fadillah.

Sementara Wagub Maluku Barnabas menekankan pentingnya treatmen khusus untuk Provinsi Kepulauan yang diwujudkan dalam bentuk undang-undang. "Tidak ada alasan bagi Pemerintah untuk tidak mewujudkan RUU Daerah Kepulauan menjadi undang-undang. Dengan adanya forum ini (BKS) diharapkan mampu memberikan efek yang kuat bagi perjuangan untuk mewujudkan undang-undang kepulauan,” jelas Barnabas.

*DPD RI Inisiatif Perjuangan RUU Daerah Kepulauan*

Sementara itu, dalam seminar Badan Kerja Sama Propinsi Kepulauan, Pimpinan Komite I DPD RI, Senator H. Fachrul Razi, MIP yang akrab dipanggil Razi ini (Asal Dapil Aceh) dalam paparan bahwa RUU Daerah Kepulauan menjadi tanggung jawab DPD RI untuk menyiapkan sebagai usulan inisiatif dimana selama ini Negara belum hadir secara efektif. 

Senator vokal ini mengatakan bahwa kebutuhan hukum baru (undang-undang) yang mewadahi pengaturan Daerah Kepulauan mesti dibaca sebagai respon politik Negara terhadap perkembangan global dan eksistensi Indonesia sebagai Negara Kepulauan dalam satu tarikan nafas yang sama dengan tekad Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, suatu penegasan jati diri sebagai bangsa bahari dan negara maritim (Nawacita) sebagai ikhtiar membangun Indonesia sebagai kekuatan negara-bangsa yang bersatu (unity), sejahtera (prosperity) dan berwibawa (dignity).

“Ikhtiar kita ini, menghadirkan Negara lewat “pintu masuk” RUU tak lepas dari manifestasi pandangan hidup, nilai-nilai luhur masyarakat dan cita hukum yang berakar kepada falsafah bangsa kita sebagaimana termaktub dan bersumber dari Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945,” jelasnya.

Fachrul Razi melanjutkan bahwa ada tiga subtansi penting RUU yang kami usulkan yaitu: 1) Ruang Pengelolaan (Yuridiksi dan Wilayah pengelolaan); 2) Urusan Pemerintahan (Irisan Urusan dan Skala Kewenangan tertentu); dan 3) Uang (Formulasi dan Nominal Pendanaan Khusus). Pemerintah belum memberikan sikap yang jelas mengenai pengaturan Daerah Kepulauan. Apakah pemerintah memilih menerbitkan PP amanat Pasal 27-Pasal 30 UU Pemda atau membahas lebih lanjut RUU Daerah Kepulauan yang merupakan inisiatif DPD RI khususnya Komite I DPD RI tersebut.

Sebagai pengusul RUU tentunya kita sepakat membahas dan mengesahkan RUU Daerah Kepulauan serta meminta pemerintah seharusnya menyambut positif usul inisiatif ini sebagaimana DPD dan DPR menyambutnya dengan positif.

“Kami meminta dukungan dan kerjasama dari Provinsi-Provinsi Kepulauan agar RUU ini segera dibahas kembali dalam dan segera disahkan. Komite I tentunya telah siap melanjutkan perjuangan bersama 8 Provinsi Kepulauan dalam mewujudkan UU Daerah Kepulauan.”

Sementara itu, Kisnu Haryo dari Lemhanas sependapat bahwa Daerah Kepulauan semestinya diatur dengan menggunakan pedekatan Desentralisasi Asimetris. Adanya regulasi memberikan kepastian dan kekuatan hukum bagi Daerah Kepulauan.

“Keberadaan RPP Provinsi bercirikan Kepulauan sebagai amanat Pasal 30 UU pemda yang belum terbit tentunya cukup menghambat pelaksanaan Desentralisasi Asimtris. Keberadaan PP juga kurang optimal bagi Daerah Kepulauan, diperlukan suatu regulasi setingkat undang-undang.Sementara RUU Daerah Kepulauan Insiatif DPD belum terbahas dengan baik, sehingga Otonomi yang bersifat asimtris belum optimal”.

Kisnu melanjutkan bahwa Lemhanas mendukung adanya alokasi khusus bagi percepatan pembangunan Daerah Kepulauan termasuk didalamnya pengelolaan Sumber Daya Laut untuk kepentingan kesejahteraan  masyarakat Daerah Kepulauan. Konektifitas Daerah Kepulauan dan ketersediaan sarana prasaran yang menunjang pembanguan Daerah Kepulauan.

Nana, dari Kementerian Hukum dan HAM RI menyatakan bahwa Direktorat harmonisasi fokus pada pembahasan harmonisasi  regulasi dalam hal ini RUU Daerah Kepulauan. Beberapa catatan kami menyimpulkan masih diperlukan harmonisasi RUU Daerah Kepulauan dengan UU Pemda seperti mengenai Wilayah Pengelolaan Laut, Urusan, Kewenangan, dan adanya aturan berbeda kepada Daerah tertentu seperti DIY, Papua dan Papua Barat, Aceh serta Kawasan Khusus
Nana juga menjelaskan bahwa RPP yang mengatur Pasal 30 UU Pemda tentang Provinsi yang bercirikan kepulauan sudah sampai dalam tahap harmonisasi akan tetapi berhenti, karena tidak memungkinkan kewenangan diatur dengan RPP melainkan harus diatur dengan undang-undang.

“Sekarang RPP berada di Menko dengan nama RPP Strategi Pecepatan Pembangunan Provinsi di Laut dan Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan,” jelasnya. 

Dirinya mengusulkan RUU Daerah Kepulauan harus dipastikan menjadi undang-undang Lex Spesialis.

Adrian, mengungkapkan bahwa pada prinsipnya Negara hadir bagi seluruh rakyat Indonesia (Nawa Cita pertama). Kemudian bagaimana regulasi mengatur Provinsi Kepulauan didalam UU Pemda: 1) menyusun perencanaan dan menetapkan DAU dan DAK dengan memperhatikan Provinsi bercirikan Kepulauan; 2) DAU dengan menghitung luas lautan; 3) Penetapan DAK dengan memperhitungkan pengembangan Daerah Kepulauan; 4) Berdasarkan DAU dan DAK, dilakukan penyusunan Strategi percepatan Pembangunan Daerah; 5) menyusun Strategi percepatan meliput Pengelolaan, pembangunan Ekonomi, sosial budaya, SDM, Hukum adat terkait laut, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan; dan 6) Pemerintah Dapat mengalokasikan Dana Percepatan di luar DAU dan DAK.

“Sebagai pengatur keuangan, kami hanya sebagai makmum, artinya kami mengikuti kebijakan apa yang kemudian dipilih, kami akan menyesuaikan dengan kebijakan tersebut,” jelasnya.

Kegiatan Seminar dalam rangka Rapat Tahunan BKS Provinsi Kepulauan ini ditutup, dengan pembagian cinderamata, dan adanya suatu kesimpulan untuk terus mengusung RUU Daerah Kepulauan menjadi undang-undang Kepulauan. (FRZ/Red)

Peresmian Lotte Grosir, Sinyal Pulihnya Ekonomi di Mataram

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, meresmikan Lotte Grosir Mataram, di Jl. A.A Gde Ngurah 127, Kamis (17/10/2019) pagi. 

Mataram - Kegiatan yang diawali dengan persembahan gendang beleq ini, disambut baik dan dinilai sebagai angin segar bagi NTB khususnya Mataram. "Tentu ini, sinyal bagi NTB , bagi kota Mataram, bahwa ekonomi kita sudah tumbuh dan tentunya bangkit," ungkap Gubernur.

Gubernur juga mengingatkan agar dalam menyalurkan CSR, Lotte Group ini memiliki konsep yang unik, yang tidak hanya memberikan donasi, tapi ada kegiatan berkala. 

"Mudah-mudahan ada kegiatan berkala dari Lotte Group, untuk mengirim petani dan UKM kita ke Korea supaya wawasannya semakin bertambah dan mengerti betul, bagaimana  berbisnis ala Korea, sehingga Lotte Group ada di hati masyarakat yang ada di desa-desa," harap Gubernur. 

Terakhir, Gubernur menyampaikan rasa terimakasihnya, atas hadirnya Lotte Group di NTB. Gubernur memastikan Pemprov dan Kota Mataram akan membantu sehingga Lotte Group nyaman dan betah berinvestasi di NTB.

Sementara itu, Presiden Direktur PT. Lotte Chemical Indonesia Mr. Kim Yong Ho, menerangkan bahwa konsep dari Lotte Grosir yakni memberikan kesempatan kepada pengusaha mikro untuk dapat melakukan distribusi sampai ke beberapa kota di sekitar Lombok, dan juga ke pulau Sumbawa. 

Mr. Kim mengakui bahwa gerainya mendapatkan suplai yang sangat luar biasa dari suplai-suplai lokal. "Disini peran dari Lotte Grosir adalah memberikan arahan, bimbingan tentang produk-produk, apa yang bisa dijual sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Mataram," ungkapnya. 

Selanjutnya, Mr. Kim memastikan bahwa, dengan kehadiran gerainya, dapat memberikan alternatif tempat berbelanja  bagi pelanggan di Mataram dan juga luar Mataram. "Saya berharap kehadiran lotte grosir  bisa menjadi tempat belanja yang sangat disayangi oleh masyarakat NTB," tutupnya. (LNG04) 

Gubernur Imbau Petani Jangan Jual Tembakau Lewat Calo

Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah menyaksikan pembelian tembakau Oven dan Rajangan di Gudang PT. Sadhana Arifnusa di jl. Raya Montong Baan No.234, Sikur, Lombok Timur, Kamis, (17/10/2019). Gubernur berharap petani menjual tembakaunya tidak melalui calo.

Lotim - “Alhamdulillah PT. Sadhana Arifnusa bersedia membeli tembakau petani kita. Asalkan, petani kita ini tidak menjualnya melalui calo atau spekulan," ungkap Gubernur.

Lebih jauh, Gubernur NTB yang akrab disapa Bang Zul ini mengungkapkan, beberapa hari lalu ia sudah berkunjung ke PT. Bentoel di Lombok Timur guna melihat secara langsung pembelian tembakau oleh PT Bentoel.

"Sekarang ini, kami datang guna menyaksikan secara langsung proses pembelian tembakau di PT. Sadhana Arifnusa. Oleh karena itu, saya berpesan kepada seluruh petani tembakau untuk menjual tembakaunya melalui jalur yang benar, Harus bermitra dengan binaan," tambah Bang Zul.

Para petani tembakau yang menjadi mitra dunia usaha relatif tidak memiliki masalah dalam menjual hasil panennya. Mereka mendapat bimbingan mulai dari proses penanaman sampai dengan panen. Namun yang menjadi masalah adalah para petani tembakau yang non mitra usaha.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Ir. H. Husnul Fauzi, M.Si yang turut mendampingi Gubernur mengaku sempat mendengar Informasi bahwa PT. Sadhana Arifnusa tidak menerima pembelian petani tembakau.

"Beberapa hari lalu beredar isu kalo PT. Sadhana Arifnusa tidak menerima pembelian tembakau. Tapi alhamdulillah, kami bersyukur, hari ini, kami melihat secara langsung PT. Sadhana Arifnusa membeli dan menyerap tembakau petani-petani kita," ungkap Kadis kelahiran Lombok Timur ini.

Selain itu, Kuswanto selaku Station Manager berharap dengan kedatangan Gubernur NTB ke PT. Sadhana Arifnusa bisa membangun pemahaman, dan InsyaAllah bisa menambah kuota pembelian. "Kami berterimakasih, Gubernur bisa menyaksikan secara langsung proses pembelian di PT kami," ujarnya. 

Lebih jauh, Kuswanto menerangkan bahwa kuota awal pembelian tembakau adalah 3000 ton. Lalu, sampai hari ini ditambah menjadi 3300 ton. Lalu, ditambah lagi 500 ton. Dengan demikian, jumlah akhir kuota pembelian tembakau sebanyak 3800 ton.

"Alhamdulillah kami bisa menambah kuota pembelian, Kehadiran gubernur menambah hangat jalinan silaturrahim kami," tutup Kuswanto.

Salah seorang petani tembakau, Fadly yang sejak 1996 bermitra dengan PT. Sadhana Arifnusa mengungkapkan kegembiraannya atas kedatangan Gubernur NTB yang secara langsung menyaksikan proses pembelian tembakau tersebut.

Menurutnya, kedatangan gubernur menambah semangatnya untuk terus bermitra bersama PT. Sadhana Arifnusa.

"Kami merasa sangat bergembira, karena (kuota) pembelian tembakau bertambah, mudahan tetap sehat Gubernur NTB," ungkap pria berusia 40 tahun yang berasal dari Desa Lando, Kecamatan Terara, Lombok Timur.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Bupati Lombok Timur, Kadis Pertanian dan Perkebunan NTB, beserta ratusan petani mitra. (LNG04) 

Bupati Imbau Petani Mataiyang Jaga Kualitas Madu

Petani Madu Desa Mataiyang diminta oleh Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyarifin, M.M untuk tetap menjaga kualitas madu. Hal tersebut penting untuk menjadikan madu Mataiyang konsisten di pasar dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. 

Sumbawa Barat - "Bisnis madu itu kuncinya ikhlas, jujur dan sungguh-sungguh, terutama jujur, sehingga masyarakat tetap percaya dengan kualitas madu Mataiyang. Petani harus menjaga keaslian madu, jangan ada yang dicampur dengan gula, kalo itu dilakukan maka hancur, tidak ada yang percaya lagi selama-lamanya,” kata Bupati pada kegiatan panen raya madu dan forum bisnis madu di Desa Mataiyang, Kecamatan Brang Ene, Kamis pagi (17/10).

Bupati juga meminta pilot project incubasi inovasi Desa madu Mataiyang tidak berhenti setelah diresmikan, tetapi bisa terus berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain membuka panen raya madu hutan dan forum bisnis madu Mataiyang, Bupati juga meresmikan pembangunan rumah produksi madu hutan Mataiyang.
Menyerahkan bantuan peralatan produksi madu dan menyerahkan sound system untuk masjid Nurul Yakin Desa Mataiyang. 

Kepada masyarakat Bupati berkomitmen menyerahkan aset lahan bekas bangunan sekolah akibat gempa untuk pembangunan masjid.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa KSB, Drs. Mulyadi, M.Si dalam laporannya mengatakan, Desa Mataiyang dijadikan pilot project incubasi inovasi Desa dengan produk madu hutan. Anggaran Rp. 1,2 miliar digelontorkan untuk mensukseskannya. Anggaran itu untuk membuat rumah produksi madu, pengadaan peralatan dan peningkatan sumber daya manusia. 

Diharapkan madu Mataiyang nantinya akan menjadi madu yang go nasional bahkan go internasional. Sementara, itu Kepala DPMD dan Dukcapil NTB Dr. Azhar yang juga hadir dalam acara ini mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB akan mensuport Desa Mataiyang di tahun 2020 melalui anggaran pembinaan BUMDes. (LNG05/Humas)

Gubernur NTB Hadiri Haul Tiga Ulama NU

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi istri, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menghadiri acara Haul TGH. A. Taqiuddin Mansur, TGH. M. Shaleh Hambali, dan TGH. Mansur Abbas sekaligus. Haul ini dirangkaikan dengan Peresmian BLK Atqia di Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan, Sengkang Bonder Praya Barat, Kamis (17/10/2019).

Lombok Tengah - Acara tersebut juga diikuti oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Manarul Hidayat dan KH. Haddad Alwi yang diundang untuk mengisi acara. Turut hadir pula Wakil Bupati Sumbawa sebagai perwakilan PCNU Sumbawa, Forkopimda, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, dan santri-santri serta seluruh keluarga besar Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur mengaku sangat bangga dapat hadir di tengah-tengah masyarakat jamaah Nahdlatul Ulama. Ia bercerita bahwa TGH. A. Taqiuddin Mansur pernah berpesan bahwa peran NU adalah untuk menjaga keutuhan daerah dan negara.

Bang Zul, sapaan akrabnya, berharap agar silaturahim dengan NU tetap terjaga dan berharap Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan bisa menjadi pesantren yang bisa mencetak generasi bangsa yang luar biasa di masa yang akan datang.

"Semoga ini bukan yang terakhir saya dapat hadir di Pondok Pesantren ini dan saya percaya bahwa Pesantren ini akan mampu mencetak generasi terbaik bangsa ke depannya," ungkap Bang Zul.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTB, Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag dalam sambutannya sangat mengapresiasi terselenggaranya acara tersebut dan mengajak seluruh Jamaah Nahdlatul Ulama untuk menjaga serta meneruskan tradisi keagamaan Nahdlatul Ulama yang ditinggalkan oleh TGH. A. Taqiuddin Mansur.

"Mudah-mudahan dengan diadakannya kegiatan ini merupakan sebagai ajang untuk kita menjaga silaturahmi kita semua dan menjadi tradisi yang akan terus kita laksanakan kedepannya," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Ponpes NU Al-Manshuriyah Ta'limusshibyan, Baiq Mulianah, M.Pd.I menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari pesan dan tradisi yang sering dilakukan oleh Alm. TGH. A. Taqiuddin Mansur yaitu memberi makan, menjaga silaturahim dan salat malam.

"Saya berharap kepada seluruh keluarga besar pondok pesantren mari bersama membangun pesantren ini agar menjadi lebih baik lagi," tutupnya. (*)

Usai Gelar Rakor dengan Deputi Kemenko Polhukam RI, Ini Kata Danrem 162/WB

Usai menggelar rapat koordinasi dengan Deputi Kemenko Polhukam RI Mayjen TNI Rudanto yang dihadiri Komandan korem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han., bersama Kalak BPBD Provinsi NTB Ahsanul Khalik, S.Sos., di ruang rapat Kantor Gubernur NTB Mataram, Kamis (16/10).

Mataram - Rakor dalam rangka monitoring dan evaluasi progress rehabilitasi rumah rusak pasca gempa bumi di wilayah Provinsi NTB yang diikuti para Kalak BPBD Kab/Kota terdampak gemap bumi, BPKP, para Dandim dan Danki Satgas rehab rekons terpadu, para Kapolres, perawakilan BRI dan undangan lainnya. 

Usai menggelar rapat, Danrem 162/WB dalam wawancaranya dengan insan media menjelaskan bahwa kunjungan Deputi Kemenko Polhukam  untuk meninjau Formulasi yang dilaksanakan dalam menyelesaikan masalah terkait dengan proses percepatan rehab rekon di NTB yang dianggap berhasil oleh Presiden dan Wakil Presiden dengan hasil selama 10 bulan sebanyak 174 ribu unit rumah sudah selesai dikerjakan.

“Ini akan dijadikan pilot projek untuk diaplikasikan di Palu, sehingga kami diminta untuk memaparkan terkait dengan metode maupun trik-trik yang digunakan dalam percepatan dan sinergitas para stake holder Pemda sehingga percepatan dapat dicapai dengan maksimal,” ungkapnya.

Berdasarkan surat permintaan Gubernur NTB kepada Mabes TNI bahwa batas waktu Satgas terpadu rehab rekons sampai tanggal 31 Desember 2019, namun untuk pekerjaan pembanguna rumah tahan gempa akan terus dilakukan hingga selesai.

Dijelaskan Danrem, proses gempa di NTB dan di Palu bedanya hanya dua bulan. Dalam rentang waktu dua bulan tersebut, progress rehab rekonsnya sangat jauh, di Palu baru hanya 19 unit rumah yang sudah dikerjakan. Untuk itu, sambung Danrem, rekan-rekan yang ada di Palu diminta untuk belajar di NTB terkait dengan proese percepatan rehab rekons.

Danrem juga menjelaskannya tentang beberapa trik dalam proses percepatan rehab rekon yang dilaksanakan di NTB yakni dengan penyederhaan persyaratan administrasi dari 19 poin menjadi sembilan point, pelayanan satu pintu untuk mempercepat pengurusan administrasi dengan menghadirkan seluruh pemangku kepentingan, dan sinergitas TNI Polri, Pemda bersama BPBD dan seluruh stake holder yang ada di NTB untuk bersatu mempercepat rehab rekon.

Sementara Kalak BPBD Provinsi NTB menyampaikan terkait dengan penggunaan dana siap pakai yang sudah berada di masyarakat. Menurutnya, strategi yang digunakan ketika BNPB mentransfer dana rehab rekon ke BNPB Kab/Kota dan dari BNPB Kab/Kota mentranfer ke masyarakat dan masyarakat langsung membentuk Pokmas, dari rekening masyarakat ini kemudian di debet ke Pokmas, dan kemudian Pokmas bekerjasama dengan aplikator atau swakelola dalam pembangunan RTG, maka dana tidak bisa lagi ditarik oleh Pemerintah pusat apabila sudah digunakan dalam proses pembangunan rumah.

Namun yang bisa ditarik, apabila pada tanggal 31 Desember 2019 ada rekenning masyarakat yang belum menggunakan dana siap pakai tersebut. Oleh karena itu, sambung Khalik, masyarakat agar segera menggunakan uang tersebut untuk membangun fisik rumah.

“Ini uang sudah ada di masyarakat, agar segera membangun fisik RTG,” tegasnya. 

Khalik juga menjelaskan bahwa bagi masyarakat yang belum mendapat bantuan dan dikemudian hari ada temuan, maka Pemkab/Kota bisa mengumpulkan data untuk diajukan ke Pemerintah Pusat. “Ada formulasi dalam bentuk dana hibah dengan proses pengusulan dari Pemkab/Kota dan direkomendasi oleh Gubernur NTB dan BNPB, dari BNPB kemudian memberikan dana hibah ke Kab/Kota dan itu masuk ke dalam APBD,” terangnya.

Terkait dengan penggunaan dana rehab rekon oleh masyarakat, menurut kalak BPBD, fasilitaor TNI Polri dan Pemerintah akan terus melakukan pendampingan di lapangan, termasuk Wartawan memiliki peran untuk mendorong masyarakat menggunakan dana tersebut dengan cepat dan bisa dipertanggung jawabkan.

Setelah menggelar rapat koordinasi, Deputi Kemenko Polhukam didampingi Danrem 162/WB bersama Kalak BPBD dan instansi terkait melaksanakan peninjauan dan pengecekan RTG di Kabupaten Lombok Utara.