Rabu, 25 Januari 2017

Lagi-lagi Speed Boat Pengangkut TKI Ilegal Karam


Mataram,lGeoNews. Kembali sebuah kapal cepat yang mengangkut TKI ilegal mengalami kecelakaan. Tepatnya pada hari Senin 23 Januari 2017 sebuah speed boat karam diperairan Tanjung Leman, Mersing, Johor Malaysia. Hal ini disampaikan oleh kepala BP3TKI ( Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja) provinsi NTB, H.Mucharom Ashadi via Wa Senin Malam (23/01/17).

"Kecelakaan tenggelamnya speed boat yang mengangkut TKI ilegal kembali terjadi kali ini kapal karam diperairan Tanjung Leman, Mersing, Johor Malaysia," terang Mucharom.

Menurut informasi dari ILO ( International Labor Organitation ) Malaysia terdapat 2 orang korban yang ditemukan dalam keadaan masih hidup,1 laki laki atas nama Zainal Abidin bin Muchlis dengan alamat jalan kampas no 61, Kampung Melayu kode pos 6800, Ampang Selangor dan 1 perempuan bernama Siti Farimah beralamat di Kediri,Jawa Timur, diperkirakan berumur sekitar 20 tahun. Selain itu juga ditemukan 10 orang korban meninggal 6 diantaranya perempuan dan 4 lainnya laki laki. Diketahui seluruh korban berkewarganegaraan Indonesia.

Korban hidup sementara ditempatkan diposko Tanjung Leman Johor. Menurut Ashadi korban selamat dalam keterangannya mengungkapkan jumlah keseluruhan penumpang perahu pancung kurang lebih 40 orang. Speed atau perahu pancung tersebut dalam pelayaran dari Tg Bemban Batu Besar Batam menuju Mersing,Johor,Malaysia.

Diperkirakan penyebab tenggelamnya Speed Boat pengangkut TKI Ilegal tersebut di karenakan oleh pengaruh cuaca buruk atau ombak besar. Perkembangan terakhir berdasarkan informasi dari korban selamat mengatakan bahwa TKI ilegal tersebut dikirim oleh seseorang bernama Kasih yang berasal dari Lombok,NTB.

Melihat jumlah penumpang sebanyak kurang lebih 40 orang kemungkinan besar jumlah korban akan bertambah lagi.(ft). 
Sumber foto: TribunBatam

Senin, 23 Januari 2017

Investor Korea Ekspose Investasi Pengolahan Sampah di Mataram

Mataram,lGeoNews. Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana didampingi Sekretaris Daerah Kota Mataram H. Effendi Eko Saswito menerima rombongan investor asal Korea yang ingin menanamkan investasi di Kota Mataram di bidang pengolahan sampah untuk diubah menjadi energi listrik. Kehadiran rombongan yang diantar oleh Ketua Kamar dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Nusa tenggara Barat H. Lalu Herry Prihatin ini diterima secara resmi di Ruang Kenari Kantor Wali Kota Mataram pada Senin (23/01/17), untuk melakukan ekspose terkait investasi yang akan ditawarkan. Turut hadir mengikuti jalannya ekspose segenap jajaran terkait lingkup Kota Mataram serta para camat se-Kota Mataram.

Dalam kata pengantar yang disampaikan Ketua Kadin NTB H. Lalu Herry Prihatin, dikatakan bahwa Pulau Lombok sebagai barometer wisata dunia selain Bali memang sudah semestinya memiliki standar utilitas yang memiliki standar internasional. Karena itu setelah melakukan pengkajian, perusahaan asal Korea yang merupakan partner kerja Kadin NTB tersebut berminat untuk menanamkan modal untuk bidang pekerjaan berbasis Green City di Kota Mataram, tanpa harus membebani keuangan daerah. Pengantar dari Ketua Kadin NTB tersebut kemudian dilanjutkan dengan pemaparan yang disampaikan oleh perwakilan investor.

Setelah menyimak pemaparan yang disampaikan investor yang membawa bendera HANVIT Power Corporation Korea tersebut secara cermat, Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana mengatakan bahwa dirinya menilai perusahaan asing tersebut cukup serius. Dirinya juga mengapresiasi rencana investor tersebut sebagai kesempatan yang baik bagi Kota Mataram untuk mengatasi permasalahan sampah. Sebelumnya, Kota Mataram juga pernah memiliki kesepakatan dengan Pemerintah Perancis terkait penanganan sampah dan menjadikan sampah menjadi sumber energi. 

“Ini adalah kesempatan kedua, dan kami sangat tertarik”, ujarnya dalam Bahasa Inggris.

Di Kota Mataram, investor asal Korea tersebut akan memulai proyek “MSW Power Plant 600TPD” dengan menggunakan nama perusahaan HANKI Industrial Co, Ltd. yang diperkirakan dapat mulai beroperasi pada enam bulan mendatang. HANVIT Power Corporation selaku perusahaan induk sendiri telah berdiri sejak tahun 1999 dengan menjalankan pengolahan limbah termasuk limbah nuklir. Kemudian perusahaan yang kini telah memiliki jaringan cukup luas tersebut mengembangkan proyek di bidang lain, yang salah satunya adalah power industry, yang saat ini sangat diperlukan secara global untuk mendaur ulang sampah sebagai sumber tenaga listrik terbarukan.

Ditemui usai acara, Mohan mengatakan bahwa Pemerintah Kota Mataram siap untuk bekerjasama dan akan segera menyusun tim serta kesepakatan yang akan dituangkan dalam MoU agar kerjasama dapat segera direalisasikan. Untuk lokasi tempat pengolahan sampah yang akan diawali dengan pengolahan 400 ton sampah perhari tersebut, Pemerintah Kota Mataram menawarkan lahan seluas dua hektar, sesuai dengan permintaan investor bersangkutan, yang berada di wilayah Kebon Talo Ampenan.

“Mereka terlihat serius dan menjanjikan, dan kita juga tidak mengeluarkan apa-apa. Teknologi dari dia, operasionalnya juga dari dia” tandasnya. (ft/hms)

Bedah Buku TGH Ahyar Abduh

Mataram,lGeoNews. Sebuah buku kecil yang berisi memoar, menceritakan sekilas perjalanan TGH. Ahyar Abduh sejak dilahirkan sampai dengan mengemban jabatan sebagai Wali Kota Mataram diluncurkan pada Kamis (19/01/17) di Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram atau yang dikenal dengan IAIN Mataram. Peluncuran buku yang disusun oleh penulis Suaeb Qury dirangkaikan sekaligus dengan bedah buku “TGH. Ahyar Abduh: Melengkapi Nusa Tenggara Barat dari Mataram” difasilitasi oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Mataram. Bedah buku diikuti oleh peserta dari BEM Universitas se-Kota Mataram, menghadirkan empat orang narasumber;  Dr. Masnun Tahir, M.Ag, Dr. Wahid Sambi, NAE, Dr. M. Saleh Ending, dan Agus Talino, serta dihadiri langsung oleh Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh.

Disebutkan penulis Suaeb Qury dalam pengantarnya, buku yang disusun berdasarkan data valid dan pengumpulan informasi melalui percakapan secara langsung dengan subyek, dalam hal ini TGH. Ahyar Abduh, diakui belum mewakili secara utuh jati diri TGH. Ahyar Abduh. Tapi sedikitnya melalui buku yang diluncurkan salah satunya atas dukungan Rektor IAIN Mataram Dr. H. Mutawalli, M.Ag ini dapat menjawab keingintahuan banyak pihak atas sosok TGH. Ahyar Abduh. Dari buku ini tampak figur politisi religius yang mulai bersentuhan dengan kegiatan keumatan melalui bimbingan sosok sang ayah TGH. Abdul Hanan, hingga akhirnya menapaki karir politik dan terpilih sebagai Kepala Daerah dua periode di Kota Mataram.

Sementara dalam sambutan yang disampaikan Wali Kota H. Ahyar Abduh, dikatakan bahwa kehadirannya dalam peluncuran buku berisi dokumentasi kecil sepak terjangnya tersebut dikatakan dalam kapasitas sebagai Wali Kota yang diundang untuk hadir, sekaligus sebagai dirinya pribadi selaku pihak yang menjadi subyek tulisan dalam buku yang diluncurkan. Sebagai pribadi, dirinya merasa penulisan buku yang mengabadikan namanya tersebut merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan. Apalagi untuk pertama kali dirinya dapat berada diantara para mahasiswa yang hadir sebagai peserta bedah buku sekaligus menyaksikan peluncuran buku biografi mini, yang diharapkannya dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi kader-kader yang akan melanjutkan tongkat kepemimpinan ke depan. 

Disisi lain sebagai pelayan masyarakat yang mengemban jabatan sebagai Kepala Daerah lanjut Wali Kota, apapun yang telah dilakukannya untuk Kota Mataram didasari niat untuk membangun Kota Mataram sesuai tugas dan kewajiban yang diletakkan di pundaknya. Kota Mataram yang telah sedemikian rupa dikembangkan, saat ini telah dapat diakui sebagai daerah dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Provinsi NTB. Namun diakuinya pula dibalik segala keberhasilan Kota Mataram dalam pelaksanaan pembangunan, masih banyak lagi masalah yang sedang dan akan dihadapi. Seperti terjadinya banjir beberapa waktu lalu yang sempat melumpuhkan beberapa wilayah di Kota Mataram, atau sampah yang sampai saat ini masih menjadi masalah.

 “Akan ditugaskan satu orang petugas di 325 lingkungan untuk mengangkut sampah, dilengkapi kendaraan operasional roda tiga. Kedepan juga tidak boleh ada lagi TPS di pinggir jalan, harus bersih. Semoga semua itu menjadi cerita yang baik bagi Nusa Tenggara Barat”, tutupnya. (ft/hms)